Jakarta, TAMBANG – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berhasil menorehkan laba bersih bersih yang fantastis. Di semester I tahun 2018, angkanya melonjak hingga 191,8 persen. Dari sisi konsumen, pembangkit listrik jadi kontributor terbesar. Angkanya mencapai 41 persen.
“Lima kelompok industri yang paling banyak menggunakan energi dari PGN adalah pembangkit listrik sebesar 41,11 persen,” kata Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim melalui keterangan resminya, pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis (30/8).
Sementara itu, kontribusi lainnya diperoleh dari segmen industri retail. Diantaranya, industri kimia sebesar 13,76 persen, makanan sebesar 9,52 persen, keramik sebesar 9,49persen dan logam pabrikasi sebesar 6,01 persen. Sisanya seperti industri gelas, kertas, dan lain sebagainya mengambil porsi di bawah 5 persen.
Sebelumnya tambang.co.id memberitakan, di semester 1/2018, laba bersih PGN melonjak jadi USD145,94 juta, sementara realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu hanya sebesar USD50 juta.
Kalau dilihat dari sisi pendapatan, PGN hanya menorehkan kenaikan 15 persen pada semester I/2018. Naik menjadi USD1,62 miliar dari periode sebelumnya sebesar USD1,41 miliar.
Jobi mengungkapkan, setidaknya ada tiga faktor yang membuat laba bersih PGN bertambah signifikan pada paruh pertama tahun ini.
Pertama, terjadinya peningkatan penjualan gas bumi yang signifikan untuk sektor pembangkit listrik dan industri retail. Sepanjang Januari-Juni 2018, jumlah gas yang didistribusikan PGN mencapai 836 MMSCFD, mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibanding realisasi distribusi gas pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 749 MMSCFD.
Jika dikonversi dalam uang, maka PGN meraup pendapatan distribusi gas sebesar USD382,84 juta di semester I 2018, dan mengalami kenaikan sebesar 53 persen dibandingkan pendapatan sejenis pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD249,86 juta.
Sampai akhir semester I tahun ini, jumlah pelanggan PGN tercatat sebanyak 203.151 pelanggan. Terdiri dari 200.906 pelanggan gas rumah tangga, serta 2.245 pelanggan industri yang menyerap 99,5 persen dari total volume penjualan gas PGN. Jumlah pelanggan PGN naik 16,96 persen dibandingkan total pelanggan semester I 2017 sebanyak 173.681 pelanggan.
Kedua, PGN mencatat peningkatan lifting LNG dari Lapangan Jangkrik pada Blok Muara Bakau yang membuat total lifting gas alam cair perusahaan menjadi sebanyak 62 BBTUD sampai 30 Juni 2018. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 171 persen dibandingkan lifting sampai Juni 2017 sebanyak 23 BBTUD.
PGN diketahui memiliki hak partisipasi melalui PT Saka Energi Muara Bakau sebesar 11,66 persen pada blok yang dioperatori oleh ENI Muara Bakau B.V sejak 2002. Sementara 55 persen dipegang oleh ENI dan 33,3 persen dimiliki oleh Engie E&P.
Peningkatan lifting LNG tersebut secara otomatis mendongkrak langsung pendapatan PGN dari pihak ketiga. Sepanjang semester 1/2018, penjualan minyak dan gas bumi PGN tercatat sebesar USD238,17 juta. Mengalami kenaikan sebesar 81 persen dibandingkan semester I tahun lalu sebesar USD131,90 juta.
Ketiga, pendapatan konsolidasian PGN yang bertambah berkat 39 persen peningkatan kontribusi pendapatan anak-anak perusahaan menjadi USD 44 juta pada semester 1/2018, dibanding USD31 juta di semester 1/2017.
Pendapatan anak perusahaan yang meningkat tersebut utamanya berasal dari pendapatan finance lease atau sewa pembiayaan yang timbul dari perjanjian pengangkutan gas antara PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), cucu usaha PGN selaku operator ruas pipa transmisi Kalimantan-Jawa (Kalija), dengan PT PLN (Persero) dan PC Muriah Ltd.
“Jadi peningkatan laba bersih PGN pada semester I/2018 ini belum berasal dari PT Pertamina Gas sebagai anak usaha PGN yang baru. Semua ditopang oleh kinerja organik PGN. Sementara untuk Pertagas, pendapatan dan labanya belum terkonsolidasi karena target penyelesaian pembayaran 51 persen sahamnya baru jatuh pada 27 September 2018 nanti,” tutup Jobi.