Jakarta, TAMBANG – Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Perhubungan resmi membuka gelar konversi sepeda motor listrik.
“Indonesia perlu melakukan konversi ini, kami di Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan berfokus terhadap kendaraan motor bakar roda dua yang populasinya lebih dari 120 juta lebih dengan tren pertumbuhan menunjukan 5-6 persen setiap tahun,” ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, dikutip Sabtu (29/7).
Arifin menyebutkan kegiatan konversi akan menggerakan roda perekonomian karena nilai transaksinya yang besar hingga mencapai Rp 1.000 triliun. Selain itu, juga akan mendorong pembangunan infrstruktur, terutama untuk jaringan pengisian baterai kendaraan listrik.
“Nilai yang akan tercatat dalam transaksi, sekitar 900 hingga 1.000 triliun. Kalau hanya konversi. Lalu, kegiatan ekonomi yang lain, pembangunan infrastruktur terutama untuk jaringan pengisian kendaraan listrik. Lalu, PLN juga akan menambah kapasitas kelistrikan, yang kita harapkan menggunakan Energi Baru dan Terbarukan. Dalam hal ini solar panel akan menjadi andalan,” ucapnya.
Kata dia, masyarakat juga bisa memasang solar panel ke atap rumahnya sendiri, sehingga akan memberikan manfaat penghematan. Karena dengan menggunakan energi listrik untuk baterai ini, dibandingkan dengan biaya BBM akan ada penghematan lebih dari 50 persen.
Program konversi sepeda motor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik merupakan kegiatan konkrit program transisi energi dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060 atau lebih cepat.
Indonesia perlu melakukan konversi sepeda motor listrik, mengingat populasinya yang sangat besar, mencapai 120 juta unit di seluruh Indonesia. Lebih lanjut Arifin mengungkapkan bahwa setiap konsumsi satu liter BBM ekuivalen dengan membakar 500 ribu barel minyak mentah.
“Di sisi lain, kalau kita bicara emisi. Setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,5 kilogram emisi. Jadi kalau 120 juta sepeda motor, sekitar 300 juta kilogram perhari,” lanjutnya.
Terkait emisi tersebut, Arifin mengatakan, Pemerintah telah mencanangkan program Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. Konversi sepeda motor listrik ini merupakan salah satu program unggulan dalam mencapai target NZE tersebut.
“Kita lakukan program-program untuk mencapai target NZE, salah satu yang menjadi unggulan adalah konversi sepeda motor listrik. Ini ada marketnya dan banyak manfaatnya. Apalagi dengan insentif, maka konversi ini bisa berlaku cepat. Ada insentif untuk motor baru, ada insentif untuk konversi motor bekas,” ujarnya.
Arifin juga berharap ke depannya Indonesia akan memiliki industri motor listrik sendiri. Karena Indonesia telah memiliki sumber daya alam yang menjadi bahan pembuatan baterai. Dia juga menginginkan adanya ekosistem kendaraan listrik.
“Pasti akan ada wiraswasta yang akan memanfaatkan sumber-sumber energi kita. Bagaimana kita bisa merakit baterai, bagaimana kita merakit motor listrik. Akan ada industri casis baru, kita punya industri bijih besi. Jadi yang kita harapkan ekosistem jangka panjangnya akan kita bentuk. Kita akan bangga dengan produk sendiri. Kita bina insan-insan yang punya kemampuan,” tambahnya.