Beranda Tambang Today Kontraktor Asing Kuasai Lelang WK Migas

Kontraktor Asing Kuasai Lelang WK Migas

Presentasi Lelang WK Migas Kementerian ESDM (Foto: Kementerian ESDM)

Jakarta, TAMBANG – Kontraktor asing kuasai empat dari lima Wilayah Kerja (WK) Migas Konvensional  dan Nonkonvensional yang terlelang dan resmi ditutup  Kemeterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Jumat (29/12).

 

Kontraktor tersebut yaitu, Mubadala Petroleum untuk WK Andaman I. kemudian WK Andaman II oleh Repsol Exploracion SA, EMP Tbk dan konsorsium Premier Oil Far East Ltd., Mubadala Petroleum & Kris Energy. Kemudian, (WK) Merak – Lampung, diambil oleh PT. Tansri Madjid Energy. Sementara hanya WK Pekawai dan West Yamdena yang diambil oleh perusahaan lokal, PT Saka Energi Indonesia.

 

“Dari tujuh yang ditawarkan, lima yang diminati investor.  Kontraktor yang mengambil adalah sebagian besar kontraktor internasional, dan satu perusahaan lokal untuk WK Pekawai dan West Yamdena. Setelah ini akan verifikasi pada bulan Januari-Februari (tahun 2018), kita targetkan bulan Februari selesai, penandatangan akan dilakukan di bulan Maret 2018, kalau bisa lebih cepat,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, di Kementerian ESDM, Jumat (29/12).

 

Arcandra juga menjelaskan, sejak 29 Mei hingga 22 Desember 2017, 20 dokumen penawaran lelang WK Migas Konvensional telah diakses, dengan 10 blok yang diminati oleh 13 perusahaan. Sedangkan untuk WK Migas Nonkonvensional, dua dokumen penawaran lelang diakses dan diminati oleh satu perusahaan.

 

Lebih lanjut menurut Arcandra,  dengan diminatinya lima WK Migas ini,  menunjukkan perkembangan yang menggembirakan di tengah lesunya eksplorasi di sektor minyak dan gas bumi.  Hal ini menunjukan bukti bahwa lelang migas dengan skema gross split menarik dibanding tahun sebelumnya yang menggunakan sekam cost recovery.

 

“Apakah ditanyakan gross split lebih diminati, bila kita melihat dari tahun 2015 – 2016, dimana pada tahun 2015, delapan blok yang ditawarkan tidak ada blok laku, begitupula dengan tahun 2016, 14 blok yang ditawarkan tidak ada blok yang laku, sedangkan untuk tahun 2017, ada 5 blok konvensional yang laku dari 7 blok yang ditawarkan, berarti 70 persen penawaran langsung diminati,” pungkas Arcandra.