Jakarta,TAMBANG,-Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini bisa memberi dampak positif bagi pelaksanaan tugas Kementerian ESDM. Ini yang coba dimanfaatkan Kementerian ESDM dalam memperkuat pengawasan terhadap kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara (minerba) di Indonesia. Ke depan untuk kegiatan pengawasan digunakan kombinasi teknologi machine learning dan artificial intelligence secara khusus dalam pengolahan citra dan geodatasets.
“Kami akan terus melakukan pengawasan yang terpadu dengan menggunakan kombinasi media digital sehingga perbaikannya dapat dilakukan segera,” ungkap Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Sujatmiko di Jakarta, Sabtu (10/7).
Sujatmiko melanjutkan, optimalisasi teknologi ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih besar terhadap aktivitas pertambangan dan meningkatkan kontribusi minerba dalam memajukan perekonomian nasional.
Sebagai informasi sumber daya mencapai 143,7 miliar ton sementara cadangan tercatat sebesar 38,8 miliar ton. Kekayaan sumber daya alam batu bara ini dimanfaatkan Pemerintah untuk menjawab isu-isu dalam energy trilemma, yaitu ketahanan energi (energy security), keterjangkauan energi (energy affordability), dan keberlanjutan energi (energy sustainability).
“Walaupun banyak orang mengatakan batu bara ini sebagai sumber energi yang kotor, namun sesungguhnya batu bara ini bisa digunakan untuk sumber energi yang berkecukupan dan terjangkau untuk masyarakat dan peduli terhadap lingkungan,” jelas Sujatmiko.
Besarnya kontribusi minerba dapat dilihat dari sumbangsih dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2020 sebesar Rp34,65 triliun dan Rp1,67 triliun untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM). “Tentu ini bukan (jumlah) uang yang sedikit bagi perekonomian nasional,” tegas Sujatmiko.
Di 2020 , produksi batu bara nasional mencapai total 564 juta ton dimana 138 juta ton digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. “Bisa dibayangkan kalau tidak ada batubara, (tarif) listrik kita tidak semurah saat ini,” lanjut Sujatmiko.
Sebagai kepedulian atas isu lingkungan, pemerintah terus mendorong penerapan teknologi melalui clean coal technology. “Ini tentu memenuhi amanat sebagai sumber energy yang low carbon emission,” pungkasnya.