Jakarta,TAMBANG, PT Pertamina (Persero) melalui afiliasinya PT Pertamina GeothermalEnergy (PGE) selama pandemi Covid-19 berhasil mencatat produksi setara listrik sebesar 4.618GWh. Ini berarti lebih tinggi 14% dari target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja AnggaranPerusahaan (RKAP) tahun 2020 yaitu sebesar 4.045 GWh.
Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto, mengatakan capaian di atas target karena pembangkitan dan penyerapan yang optimal di area-area PGE. “Produksi setara listrik sebesar 14% lebih tinggi dari RKAP karena pembangkitan danpenyerapan yang optimal dari area panas bumi PGE,” kata Ahmad Yuniarto.
Selain menjaga pasokan listrik dari pembangkit yang telah dioperasikan saat ini, PGE juga melakukan kajian dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi untuk pembangkitan energi listrik. Area yang menjadi fokus awal dalam kajian ini adalah Area Ulubelu (Lampung) dan Area Lahendong (Sulawesi Utara).
“Kita juga berharap kajian yang dilakukan untuk pengembangan wilayah kerja PGE dapatmemberikan hasil yang positif untuk pengembangan panas bumi di Indonesia,” tambah Ahmad Yurianto.
Sebagai salah satu pengembang panas bumi di Indonesia yang wilayah kerjanya telah berkontribusi sekitar 88% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia. Ke depan PGE terus berkomitmen untuk meningkatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi (energymix) nasional menjadi 23% pada 2025. Secara khusus dari energi panas bumi.
PGE saat ini mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi, dimana dalam Wilayah Kerja tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW. Jumlah ini terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di Wilayah Kerja PGE tersebut berkonstribusi sebesar sekitar 88% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia. Dari pengembangan panas bumi ini juga memberi kontribusi dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun.