Jakarta, TAMBANG – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memantau kesiapan pasokan listrik dan kesiagaan PT PLN (Persero) selama Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2019. Pemantauan dilakukan di Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN di Gandul, Depok, Jawa Barat, Kamis (23/5).
Arcandra berharap, kondisi kelistrikan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri sebaik tahun lalu dan persiapan juga harus dilakukan sebaik mungkin.
“Jadi kami mengecek persiapan PLN untuk menghadapi lebaran tahun ini. Kita berharap semua seperti tahun lalu, tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan. Tapi tetap yang namanya persiapan harus dilakukan sebaik mungkin, karena kalau kita merasa baik itu adalah musuh untuk menjadi terbaik. Untuk itu kita selalu waspada, selalu ditingkatkan kalau masih merasa ada yang kurang baik,” ujar Arcandra melalui keterangan resmi, Kamis (23/5).
Untuk persiapan tahun ini, Arcandra menginginkan PLN mencari kekurangan yang ada, sehingga dapat mengantisipasi jika terjadi hal yang kurang baik. Arcandra juga menegaskan bahwa sesuai perintah Presiden Joko Widodo, kecukupan energi harus dapat memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri.
“Sebagai salah satu fungsi kami di ESDM, dan sesuai perintah Bapak Presiden, bahwa kecukupan energi baik itu dari sisi kelistrikan juga dari sisi Bahan Bakar Minyak (BBM), itu harus bisa memenuhi seluruh kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran,” tutur Arcandra.
Untuk memastikan kondisi listrik dan BBM tersebut, sektor ESDM akan membuka Posko Lebaran sektor ESDM sejak H-15 Idul Fitri hingga H+15 Idul Fitri. Periode ini lebih panjang dibandingkan dengan posko nasional yang beroperasi dari H-7 sampai H+7 Idul Fitri.
“Berbeda dengan posko nasional, di sektor ESDM kita buka posko sejak H-15 sampai H+15 Idul Fitri. Ada kemungkinan sejak H-15 itu ada hal-hal yang perlu kita kerjakan lebih awal. Jadi kita mempersiapkan lebih awal 15 hari, dan mempersiapkan 15 hari setelah itu. Kita ingin benar-benar menjamin bahwa keandalan dan kesiapan pasokan listrik itu baik,” tegas Arcandra.
Sementara itu, PLN memproyeksikan bahwa kondisi 22 sistem kelistrikan nasional sampai dengan bulan Mei serta tanggal 5 dan 6 Juni 2019, pada umumnya berada pada kondisi aman dengan beberapa sistem berada pada kondisi siaga. Serta tidak ada sistem berada pada posisi defisit daya.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan, kondisi kelistrikan pada hari H Idul Fitri, yakni pada 5 dan 6 Juni 2019 mendatang pada status aman dan tidak ada kondisi pemadaman.
“Seluruh daerah indonesia aman, tidak ada kondisi pemadaman, memang ada beberapa yg cadangannya di bawah 30persen, tapi secara keseluruhan kita sudah siap,” tandas Amir.
Amir juga mengungkapkan bahwa beban puncak di Sistem Jawa-Bali rata-rata turun sekitar 10.000 MW. Sistem Jawa-Bali, bebannya di triwulan 1, sekitar 27.000 MW. Pada hari H Idul Fitri beban terendah diperkirakan sekitar 12.000 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 17.000 MW.
“Jika normalnya sekitar 27.000 MW, maka turunnya sekitar 10.000 MW pada saat beban malam dan beban siang turun 15.000 MW,” jelas Amir.
Beberapa pembangkit, tambah Amir, juga akan dipadamkan (reserve shutdown) untuk memudahkan pengaturan frekuensi dan melakukan efisiensi. Namun tetap akan dijaga supaya cadangan cukup.
PLN telah melakukan sejumlah upaya untuk memastikan kesiapan dan keandalan sistem kelistrikan, seperti kesiapan (availability) unit pembangkit, penguatan jaringan transmisi dan distribusi. Kemudian menghentikan sementara pemeliharaan instalasi di transmisi dan gardu induk kecuali pekerjaan emergency/perbaikan kerusakan atau gangguan peralatan.
PLN juga membuat rencana dan pola operasi unit-unit pembangkit berdasarkan perkiraan beban (load forecast) pada periode Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya, dengan menyiapkan cadangan putar (spinning reserve) lebih besar dibandingkan waktu reguler. Selain itu, PLN melakukan pengawasan dan siaga di sejumlah obyek vital seperti masjid dan pusat keramaian terkait ketersediaan pasokan.