Jakarta, TAMBANG – Krakatau International Port (KIP) dan Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) meneken Memorandum of Understanding (MoU) untuk mengembangkan pusat kegiatan penanganan batu bara di Indonesia Bagian Barat. Penandatanganan dilakukan di Kantor KIP, Cilegon, Banten.
CEO Krakatau International Port (KIP), Akbar Djohan menyampaikan, bahwa awal tahun ini menjadi momentum pemerintah dan sektor swasta untuk bersinergi dalam menjamin rantai pasok energi dalam negeri dengan menciptakan inovasi dan gagasan yang memberikan nilai tambah bagi negara.
KIP dan Aspebindo sepaham untuk melakukan kajian dalam rencana kerja sama untuk mengoptimalisasikan lahan, sarana, dan fasilitas yang dimiliki dan dikelola oleh KIP sebagai pusat kegiatan penanganan batu bara, khususnya di Indonesia Bagian Barat.
“KIP sebagai Pelabuhan curah terbesar di Indonesia memiliki fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat penanganan batu bara di Indonesia. KIP dan Aspebindo sepaham untuk pengembangan sektor energi dan menjaga pasokan dalam negeri,” ungkap Akbar, pada Rabu (12/01).
KIP maupun Aspebindo akan melakukan kajian atas rencana penyediaan sarana atau terminal penanganan batu bara (coal handling terminal) dan infrastruktur atau sarana logistik yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rencana kerja sama kedepan nanti.
Akbar yang juga merupakan Kepala Badan Rantai Pasok dan Logistik KADIN Indonesia itu menyampaikan, fasilitas yang ada di KIP dapat membantu dalam menjamin kepastian suplai batu bara di Indonesia Bagian Barat, karena wilayah ini sangat membutuhkan batu bara, dan KIP tentunya siap membantu pemerintah dan para pengusaha batu bara yang tergabung dalam Aspebindo untuk merealisasikan hal ini.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Aspebindo , Anggawira menyatakan, sinergi ini akan mampu merumuskan ekosistem pengelolaan energi yang baik dalam mendukung penataan batu bara dan menjamin ketersediaan energi dalam negeri.
“Aspebindo akan membentuk tim khusus untuk tindak lanjut MoU dengan KIP ini. Tentunya ini adalah peluang dan mampu memberikan nilai tambah terhadap efisiensi rantai pasok batubara, terkhusus untuk daerah Indonesia bagian barat yang perlu di bingkai dengan rapih dan sosialisasikan. ASPEBINDO akan dalami fiesibility & business model serta implementasi sinergi kegiatan usaha sesegara mungkin dan akan dituang dalam Penjanjian (HOA) nantinya,” ujar Anggawira.
Anggawira juga menyatakan bahwa akan terus berusaha secara optimal dengan menggunakan networking yang dimiliki untuk memasarkan kepada anggota dan stakeholders serta memfasilitasi kepentingan anggota agar menggunakan jasa-jasa yang tersedia di KIP serta bekerjasama dalam kegiatan pengelolaan fasilitas terminal penanganan batu bara (coal handling terminal).