Jakarta, TAMBANG – Indika Energy merayakan peringatan 10 tahun Initial Public Offering (IPO). Emiten berkode saham INDY itu melakukan pemotongan tumpeng bersamaan dengan pembukaan perdagangan saham.
“Indika yang sudah berdiri sejak tahun 2000 dan melakukan penawaran saham perdana pada tahun 2008 telah tumbuh menjadi grup yang berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia,” ujar Direktur Utama, Arsjad Rasjid saat memberi sambutan dalam peringatan 10 tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu, Rabu (4/7).
Saat pertama melantai, saham INDY tercatat Rp2.950 per lembar saham. Lalu pernah jatuh ke level terendah Rp106 di tahun 2016. Hari ini, di pembukaan perdagangan saham INDY meroket di angka Rp3.230.
Nilai kapitalisasi pasar INDY mencapai Rp16,8 triliun pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (3/7).
Saat ditanya apakah akan ada aksi korporaksi di tahun ini, Arsjad sedikit menyinggung rencana pembangunan terminal penyimpanan bahan bakar yang kedua.
“Soal investasi kita sudah mulai yang di fuel storage (penyimpanan bahan bakar) yang mencapai USD100 juta dolar lebih dan akan berkembang ke daerah lain lagi,” tutur Arsjad.
Sebelumnya, Indika melalui anak perusahaan yang dimiliki secara tidak langsung, PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE) telah menandatangani Storage Facility Service Agreement dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.
Proyek yang memakan biaya USD100 juta itu berlokasi di Kalimantan. Dalam kontrak disebutkan, KGTE akan membangun, memiliki dan mengoperasikan terminal untuk melakukan penyimpanan dan pengiriman bahan bakar. Sementara jasa lainnya di Kariangau, Kalimantan Timur, eksklusif untuk Exxon.
Soal pembangunan feul storage yang kedua, dia belum membeberkan secara rinci. Saat ini prosesnya masih Feasibility Studies (FS). Rencananya, pembangunan akan dikerjakan di luar Kalimantan.
“Sebelum akhir tahun kita sudah tahu, dan akan berkembang lagi ke daerah lain, yang jelas di luar Kalimantan. Kita jajaki dulu, ada dua tempat. Sekarang masih studies,” paparnya.
Dalam perayaan tersebut, Arsjad didampingi oleh Komisaris Utama Indika, Agus Lasmono dan Dirut BEI, Inarno Djajadi.