Beranda ENERGI Kelistrikan Industri Nasional Jadi Pemasok Utama Proyek Transmisi 46 Ribu KM

Industri Nasional Jadi Pemasok Utama Proyek Transmisi 46 Ribu KM

Jakarta-TAMBANG. Kementerian Perindustrian menegaskan produsen baja dan fabrikasi komponen menjadi pemasok utama pada megaproyek transmisi listrik sepanjang 46 ribu kilometer. Jaringan transmisi ini berperan menyalurkan listrik dari proyek pembangkit 35 ribu megawatt (MW).

 

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kebijakan itu telah dikeluarkan pemerintah pusat dengan merancang sebuah program untuk memberikan tambahan daya listrik sebesar 35 ribu MW untuk mengatasi kekurangan listrik. Program tersebut diklaim bisa mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik, Jaringan Transmisi, dan Gardu Induk dengan Total Investasi mencapai Rp 1.127 triliun.

 

“Teknologi dan produk yang terkait transmisi sudah dapat kita produksi sejak lama. Di hulu, Krakatau Steel juga sanggup memasok baja yang digunakan perusahaan konstruksi tower dan industri fabrikasi membuat komponen,” katanya.

 

Dalam acara Dialog Nasional Indonesia Menyala yang digelar minggu lalu, Husen tampak optimis. Menurutnya, kemampuan industri nasional juga ditopang oleh kesiapan pelaku usaha seperti yang tergabung dalam Asosiasi Pabrikan Tower Indonesia (ASPATINDO), Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) dan Indonesian Iron & Stell Industry Association (IISIA).

 

Dari sisi peraturan, Kemenperin telah memberikan ketentuan mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan melalui Peratutan Menteri Perindustrian Nomor 54 tahun 2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

 

Selain itu, pemerintah juga akan membuka pangsa pasar untuk produsen peralatan listrik dalam negeri. Pemihakan tersebut juga bisa mengoptimalkan kapasitas produksi industri logam, baja dan kelistrikan yang berujung pembukaan lapangan kerja dan meningkatnya arus investasi.

 

Ia menyebutkan, selain penetapan pembangunan tower transmisi, Kemenperin bersama industri dalam negeri telah menyusun usulan harga satuan tower yang sedang dalam proses review tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

 

Sejauh ini tercatat sudah ada 15 perusahaan tower seperti Bukaka Teknik Utama, Gunung Steel, Armindo Caturpratama dan Twink Indonesia. Sementara, industri baja terdapat paling sedikit 12  perusahaan antara lain Krakatau Steel, Krakatau Posco, Gunawan Dianjaya, Gunung Garuda dan Bakrie Pipe Industries. Untuk kabel, belasan industri ini siap memasok seperti Jembo Cable, KMI Wire, Sumi Indo dan Sucaco. Sementara, untuk perusahaan konstruksi nasional seperti Wijaya Karya, PT PP, PAL, Metaepsi, Rekadaya Elektrika, dan Indika Energi.

 

Rencananya, jaringan listrik itu terdiri dari transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 KV yang akan dibangun selama 10 tahun mulai 2015 hingga 2024. Di antara ketiganya, transmisi 150 KV menjadi jaringan terpanjang yaitu hingga 40.413 km.

 

“Di transmisi 150 KV saja, setiap satu kilometer butuh 3 unit tower. Berat satu tower 10 ton atau 30 ton per km. Dengan gambaran itu maka proyek ini dapat menggerakan industri baja nasional,” tegas Saleh. Sedangkan untuk transmisi 275 KV, jumlah tower sebanyak 2,5 unit per km dengan berat 45 ton per km. Jaringan transmisi 500 KV membutuhkan 2 unit per km dan berat tower 80 ton per km.

 

Produsen komponen nasional juga diyakini berperan dan menikmati proyek ini seperti pabrikan kawat penghantar (konduktor) dan insulator keramik. Kebutuhan masing-masing komponen tersebut ialah 9,3 ton per km dan 346 unit per km. Proyek transmisi juga membutuhkan fitting dan asesoris.