Jakarta, TAMBANG – Majalah TAMBANG kembali menyelenggarakan Indonesia Coal Summit 2024. Kali ini, kegiatan akan diselenggarakan di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis (27/6).
Menggandeng Indonesia Mining Association (IMA), Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) PD Kalimantan Timur dan Forum Kepala Teknik Tambang (FKTT) Kaltim, acara yang digelar kedua kalinya ini akan mengusung tema The Resilience of Coal: Powering a Sustainable Future.
Walikota Samarinda, Andi Harun mengapresiasi pagelaran Indonesia Coal Summit (ICS) 2024. Dia berharap, ICS 2024 menjadi wadah pertemuan pelaku usaha pertambangan dan stakeholder untuk membahas isu-isu terkini, termasuk berkomitmen melaksanakan praktik pertambangan yang baik (good mining practices).
“Semoga kegiatan ini, kegiatan dimana berkumpulnya terjadinya sharing, pemikiran, pandangan tentang bagaimana menghasilkan praktik pertambangan dengan prinsip yang baik dan benar good mining practices oleh para praktisi pertambangan, akademisi, yang berlatar belakang ilmu pertambangan dan stakeholder baik pemerintah, swasta, dan pelaku dunia usaha,” ucap Andi Harun, dikutip Rabu (19/6).
Kegiatan ini juga diharapkan menghasilkan rekomendasi dan masukan terkait pertambangan batu bara untuk tetap menjadi sektor usaha yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Semoga juga bisa menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah dimana kegiatan maupun industri pertambabngan mampu mewujudkan dan berkontribusi pada ketahanan perekonomian nasional,” beber dia.
Sementara, Direktur Utama Majalah TAMBANG, Atep A Rofiq menjelaskan sektor industri batu bara berkontribusi signifikan bagi perekonomian negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal itu misalnya lewat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Program Pengambangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), termasuk penyerapan tenaga kerja.
“Mulai dari penerimaan negara, penyerapan tenaga kerja, hingga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Sektor pertambangan batu bara diproyeksikan tetap akan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian,” ucap Atep.
Meski begitu, Atep menjelaskan, masih terdapat sejumlah tantangan dalam pengelolaan pertambangan batu bara. Kampanye global terkait phase out batu bara masih kuat, yang mengharuskan adanya alternatif pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.
Pada saat yang sama, lembaga keuangan internasional mulai membatasi diri untuk ikut andil menggelontorkan modal. Atep berharap ICS 2024 dapat memberikan gambaran peluang dan tantangan industri pertambangan batu bara ke depan yang lebih berkelanjutan.
“Diharapkan, seminar ini dapat memberikan gambaran terkait peluang dan tantangan industri pertambangan batu bara ke depan,” pungkas Atep.
Sebelumnya, Majalah TAMBANG menyelenggarakan ICS 2023 di Balikpapan, Kaltim, Jumat (12/5). Saat itu tema yang diusung Unlocking the Future of Coal; Growing in a Green World.