Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Igansius Jonan optimis soal peningkatan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT). Pasalnya, setelah pengimplementasian B20 pada moda kendaraan berbahan bakar solar, maka porsi EBT akan naik jadi 15 persen dalam bauran energi nasional.
“20 persen (campuran sawit) di sektor transportasi dan bbm, maka energy mix ebtke jadi 15 persen,” kata Jonan saat memberikan sambutan pada agenda IndoEBTKE ConEx di Jakarta, Rabu (29/8).
Sebagaimana diketahui, B20 merupakan campuran kelapa sawit dengan kadar 20 persen pada bahan bakar solar. Pada 1 September mendatang, B20 akan diimplementasikan pada seluruh moda kendaraan berbahan bakar solar.
“Seperti arahan Presiden dan Wakil Presiden, mandatori solar dicampur kelapa sawit itu akan berlaku efektif 1 september 2018,” ujar Jonan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir juga dalam agenda tersebut.
Jonan menyampaikan, capaian komposisi EBT pada bauran energi terkini berkisar di angka 12,7 persen. Sedangkan target yang dipatok hingga 2025, ialah 23 persen.
“Kira-kira sampai 10 persen lagi (kurangnya) sampai 2025,” tegas Jonan.
Ia meminta supaya EBT dalam bauran energi tidak hanya fokus dalam sektor kelistrikan, tapi juga dikembangkan pada sektor bahan bakar kendaraan.
“Kami harap renewable ini bukan hanya kelistrikan tapi juga bahan bakar sawit, nanti juga ethanol,” ucap Jonan.
Untuk diketahui, pada mandatori biosolar, B20 akan dipasok kepada Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk. Total volumenya mencapai 2,9 juta kilo liter (KL).
Rinciannya, sekitar 1,95 juta KL akan dialokasikan untuk B20 subsidi (Public Service Obligation/PSO) pada periode Mei-Desember 2018, masing-masing 1,91 juta KL ke Pertamina dan 40 ribu KL ke AKR. Sisanya, 715 ribu KL akan dipasok untuk B20 Non PSO pada September-Desember 2018, masing-masing 595,16 ribu KL ke Pertamina dan 120,8 ribu KL ke AKR.