Jakarta, TAMBANG – IEE Series 2023 menginisiasikan inovasi teknologi yang ramah lingkungan di berbagai sektor. Ini dilakukan untuk mendukung operasional Perusahaan yang menjunjung keberanjutan atau sustainability.
“Tahun ini, kami bekerja sama dengan beberapa mitra untuk memfasilitasi pelaksanaan pameran yang mempromosikan konsep ramah lingkungan dan rendah karbon,” ujar Lia Indriasari, Portfolio Director for Energy, Engineering, & Transport Pamerindo selaku penyelenggara IEE Series 2023, Kamis (15/9).
Secara jangka pendek, lanjut dia, tujuannya untuk mengurangi dampak lingkungan yang akan dihasilkan selama pelaksanaan pameran. Secara jangka panjang, tentunya kami berharap ini bisa menjadi salah satu contoh yang bisa diikuti pihak lain. “Sehingga kita bisa bersama-sama mendorong Indonesia yang lebih hijau ke depannya,” imbuh dia.
Perwakilan Direktur Konservasi Energi, Direktorat EBTKE, Kementerian ESDM, Devi Laksmi Zafilus pun menegaskan dukungannya untuk inovasi ramah lingkungan melalui berbagai teknologi.
“Strategi Indonesia untuk NZE meliputi elektrifikasi, pengembangan EBT, penghentian dini pembangkit listrik tenaga batubara, dan program efisiensi energi. Kami juga menekankan implementasi teknologi penyimpanan penangkapan karbon, peralihan bahan bakar, serta penggunaan hidrogen sebagai pengganti gas, terutama di sektor industry,” beber Devi.
“Saat ini, kami telah meningkatkan target pengurangan emisi sebesar 31,89%,” tegasnya dalam forum Sustainable Energy Talk dengan tema “Accelerating the Energy Transition in Indonesia with Sustainable Urban Energy,” jelasnya.
Hal serupa disampaikan Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO), Bambang Tjahjono. Dalam seminar ABB Mining Talk dengan tema “Electrification in Mining: Revolutionising the Industry for Sustainable and Efficient Operations” dia menyatakan perlu ada perkembangan teknologi elektrik untuk menuju target net zero emission.
“Untuk menuju net zero emission itu bisa dilakukan lebih cepat melalui berbagai alternatif. Kita bisa lihat di seluruh negara Eropa dan lain-lain isunya selalu decarbonization, dan di Indonesia juga kita sudah ada biofuel dari sawit,” ujar Bambang.
“Untuk lebih optimal, kita bisa kombinasi juga dengan electrification satu per satu dari yang kecil sampai yang peralatan yang besar. Karena lambat laun bahan bakar fosil tetap harus diganti, tetapi kita tidak bisa langsung lompat ke elektrisasi total,” pungkas Bambang.
Untuk diketahui, sebagai salah satu pameran berskala internasional di Indonesia sekaligus industrial gathering terbesar se-Asia Tenggara, IEE Series 2023 menunjukkan upayanya terhadap implementasi prinsip keberlanjutan melalui berbagai upaya. Pamerindo selaku penyelenggara IEE Series 2023 menjadi platform bagi berbagai sektor untuk mengenalkan inovasi ramah lingkungan pada rangkaian International Energy & Engineering 2023 Series di JIExpo Kemayoran pada 13-16 September 2023.