Jakarta,TAMBANG, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) berhasil menyelenggarakan IAGI EXPLORATION AWARD-2020 (IEA-2020). Event ini diadakan untuk memberi gambaran sejauh mana peran dan kontribusi ahli geologi dalam lingkup badan usaha/ perusahaan dalam eksplorasi kebumian nasional. Termasuk di dalamnya terkait kegiatan eksporasi dan discovery, inovasi teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia-nya.
“Namu terpenting IEA 2020 ini diharapkan mampu menginspirasi, memicu dan memacu minat eksplorasi kebumian untuk membuat “discovery” baru di bidang migas, panasbumi, mineral dan batubara,”kata Ketua Umum IAGI Sukmandaru Prihatmoko.
Sukmadaru mengatakan Indonesia memiliki sumber daya kebumian yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Pemerintah tentu berdiri paling depan dengan tugasnya mengelola sumber daya ini agar memberikan manfaat optimal untuk kesejahteraan rakyat sesuai dengan amanah konstitusi,”katanya lagi.
Sementara tugas bersama antara Pemerintah dan seluruh stake-holders, termasuk IAGI, adalah mendorong dan memperkuat agar sumber daya kebumian dapat menjadi modal strategis dalam membangun ketahanan dan kedaulatan negara. Juga pengelolaan dan penyediaan energi dan mineral bagi ketahanan energi dan industri nasional.
Oleh karenanya dibutuhkan neraca sumber daya kebumian yang positip dan disiapkan serta dikelola secara akurat melalui evaluasi dari waktu ke waktu. Termasuk melalui kegiatan eksplorasi yang sukses dan berkesinambungan.
Sumber daya dan cadangan baik migas, minerba maupun panasbumi yang diusahakan pemanfaatannya saat ini sebagian besarnya merupakan hasil eksplorasi di masa lalu. Pemanfaatan yang terus menerus kalau tidak diimbangi dengan penemuan baru, akan mengakibatkan penurunan (depletion) atas angka cadangan. Pada akhirnya bisa mencapai neraca sumber daya yang negatif.
Ia kemudian mengutip pernyataan “eksplorasi adalah masa depan” – “exploration is the future”. Hasil eksplorasi berupa “discovery” maupun data-data teknis kebumian banyak manfaat. Mulai dari menyusun inventori kekayaan negara, melakukan pengusahaan atau produksi, menaikkan pendapatan negara dan penciptaan lapangan kerja. Juga secara tidak langsung mendorong pembangunan nasional dan daerah.
Sayangnya dalam 10 tahun terakhir, eksplorasi kebumian di bidang-bidang tersebut lesu terutama eksplorasi di daerah-daerah baru. Hal ini salah satunya ditandai oleh menurunnya angka “discovery”/ penemuan.
IAGI mengakui situasi memprihatinkan ini terjadi karena berbagai sebab. Mulai dari faktor eksternal seperti harga komoditas, faktor geopolitik regional dan global. Ditambah masalah yang dihadapi oleh hampir semua negara di dunia yaitu resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Namun faktor internal Indonesia semestinya bisa kita benahi bersama melalui kerja sama dan koordinasi pemerintah dan stakeholder kebumian yang ada. IAGI sebagai salah satu stakeholder akan siap membantu pemerintah dalam hal ini seperti yang telah dilakukannya selama ini,”terang Sukmadaru.
BUMN Mendominasi Pemenang
Penghargaan IEA 2020 diberikan kepada para juara eksplorasi yang diwadahi dalam badan usaha/ perusahaan (baik BUMN dan badan usaha swasta) di bidang migas, panasbumi, mineral dan batubara.
Penilaian pemenang dilakukan oleh Dewan Juri Independen yang beranggotakan tokoh-tokoh senior eksplorasi nasional dari pemerintah yang berasal dari Kemen ESDM/Ditjen Migas-SKKMigas, Ditjen EBTKE-Geotermal, Ditjen Minerba dan Badan Geologi. Kemudian juga akademisi lintas perguruan tinggi, dan praktisi industri.
Empat bidang yang dinilai mulai dari migas, panasbumi, mineral dan batubara. BUMN mendominasi posisi teratas (Best of the Best in Category). Hal ini sangat dapat dipahami, karena di tengah situasi sulit ini, BUMN lah yang memiliki ketahanan terutama ketahanan financial yang ekstra.
Munculnya badan usaha swasta yang menempati Best of the Best in Category di bidang mineral merupakan fenomena menarik yang dapat dan perlu dikaji dari berbagai sudut pandang. Baik itu sudut pandang pemerintah sebagai pengelola BUMN maupun dari sudut pandang pelaku eksplorasi swasta.
Hasil IEA 2020 ini akan dapat menjadi referensi dan evaluasi diri bagi semua pihak, baik pemerintah sebagai regulator sekaligus pengontrol BUMN, badan usaha swasta, komunitas eksplorasi termasuk IAGI dan lain-lain dalam upaya membangkitkan kembali iklim eksplorasi kebumian nasional.
Diharapkan IEA 2020 tidak menjadi ujung atau titik henti, namun justru harus menjadi titik awal agar investasi dan kegiatan eksplorasi dapat terus tumbuh dan discovery/ penemuan baru dapat dioptimalkan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.