Jakarta,TAMBANG, Zhejiang Huayou Cobalt Co dari China mengumumkan bermitra dengan pembuat baterai kendaraan listrik EVE Energy. Keduanya punya proyek nikel dan kobalt senilai USD2,08 miliar di Indonesia.
Perusahaan juga menggelontorkan USD 210 juta untuk kepemilikan saham di produsen bahan baterai China Tianjin B&M Science and Technology Co (B&M). Ini akan membuat perusahaan ini melengkapi rantai pasokan baterai. Huayou akan menguasai 38,62% saham di B&M.
Huayou akan menguasai 20% di PT Huayu Nickel Cobalt. Ini merupakan smelter ketiga untuk mengolah nikel menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Sebelumnya sudah ada di Teluk Wedabay, Maluku Utara. Di lokasi ini Huayou bermitra dengan Tsingshan Holding Group dalam proyek nikel sulfat. Ini bertujuan untuk menghasilkan 120.000 ton nikel dan 15.000 ton kobalt setiap tahun.
Sementara EVE akan menguasai 17% saham, sedangkan mitra lainnya adalah Yongrui Holdings dengan 31%, Glaucous International Pte Ltd dengan 30% dan Lindo Investment Pte Ltd dengan 2%.
Yongrui sendiri dimiliki sepenuhnya oleh Yongqing Technology, anak perusahaan Tsinghan, produsen nikel terbesar di Indonesia dan pembuat baja tahan karat terbesar di dunia.
Huayou juga terlibat dalam proyek nikel dan kobalt Huayue di pulau Sulawesi bersama Tsingshan dan China Molybdenum Co.