Jakarta, TAMBANG – Harga Batubara Acuan (HBA) untuk bulan April 2020 turun menjadi USD 65,77 per ton, dari sebelumnya HBA Maret yang bertengger di angka USD 67,08 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, penurunan tersebut dipicu oleh berkurangnya konsumsi listrik di negara-negara yang terpapar virus Corona. Permintaan batu bara di negara-negara tersebut anjlok sehingga menyebabkan banjir pasokan atau oversupply secara global.
“Angka HBA diusulkan menjadi USD 65,77 per ton, atau turun USD 1,31 dari HBA Maret yang ada di angka USD 67,08 per ton,” kata Agung, Senin (6/4).
Perhitungan HBA mengacu pada empat indeks harga batu bara yang umum digunakan dalam perdagangan dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya.
“Rata-rata indeks bulanan ICI turun 2,66%, Platt’s turun 2,75%, GCNC turun 1,77%, NEX turun 0,66%. Karena keempatnya mengalami penurunan maka HBA dipastikan juga ikut turun,” ujar Agung.
Penurunan konsumsi listrik, sambung Agung, disebabkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home yang diterapkan oleh negara-negara terpapar Corona.
“Kebijakan work from home mengakibatkan konsumsi listrik di beberapa ibukota dan pusat bisnis menurun yang berpengaruh pada turunnya permintaan batu bara,” lanjutnya.
Tercatat, HBA terperosok sejak bulan Januari 2020 lalu yang mencatatkan angka USD 65,93 per ton, turun dari USD 66,30 pada Desember 2019. Kemudian HBA mengalami fluktuasi, naik pada Februari sebesar USD 66,89, dan Maret USD 67,08, hingga kembali turun di bulan April ini.
HBA bulan April 2020 ini akan digunakan untuk penjualan langsung atau spot selama satu bulan pada titik serah penjualan secara di atas kapal pengangkut alias Free on Board Veseel.