Jakarta,TAMBANG,-Membaiknya harga batu bara telah membuat kinerja perusahaan tambang batu bara membaik. Ini juga yang dialami PT Indika Energy,Tbk (INDY) di kuartal I tahun 2021. Dalam paparan publik yang dijelaskan harga jual batu bara rata-rata anak usahan PT Kideco Jaya Agung naik 5,1% dari USD 43,0 menjadi USD 45,2 per ton.
TIdak hanya itu di tiga bulan pertama tahun ini pun, Kideco mencatat peningkatan volume penjualan batubara sebesar 4,9%. Jika sebelumnya di angka 8,8 juta ton menjadi 9,2 juta ton. Dari jumlah tersebut 66% untuk pasar ekspor dan 34% dialokasikan untuk pasar domestik.
Namun manajemen mengakui tekanan akibat pandemi COVID-19 yang masih berkelanjutan mengakibatkan beberapa anak perusahaan mencatat penurunan Pendapatan sehingga Pendapatan Perseroan turun 9,2% menjadi USD 582,2 juta.
Untungnya penurunan biaya di semua lini dan peningkatan kinerja Kideco yang signifikan, Perseroan berhasil mencatat Laba Kotor Perseroan sebesar USD 120,9 juta. Dengan marjin laba kotor yang meningkat dari 16,4% menjadi 20,8%. Sementara itu laba usaha naik sebesar 23,5% dari US$ 68,7 juta menjadi US$ 84,9 juta. Kemudian marjin laba usaha juga meningkat dari 10,7% menjadi 14,8%
Ini membuat Perseroan membukukan rugi yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar USD 9,4 juta. Turun dibandingkan rugi bersih sebesar USD 21,0 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan juga berhasil mencatat Laba Inti sebesar USD 12,5 juta kuartal I tahun ini dibandingkan Laba Inti sebesar USD 0,8 juta kuartal I 2020.
Dilaporkan pula di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini realisasi biaya modal (capital expenditure) sebesar USD 10,6 juta. Sebesar USD7,9 juta digunakan untuk pemeliharaan dan penggantian alat berat di Petrosea dan USD1,5 juta untuk pemeliharaan armada Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS).
“Kami terus berupaya mengoptimalkan kinerja Indika Energy di sektor batu bara dan pada waktu yang bersamaan juga melakukan diversifikasi usaha seperti di sektor pertambangan emas, energi baru dan terbarukan (EBT), serta mulai mengeksplorasi pengembangan kendaraan listrik roda dua dan energi biomassa,” ungkap Direktur Utama PT Indika Energy,Tbk Arsjad Rasjid.
Untuk diketahui pada Maret lalu, Indika Energy mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Sebuah perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan melalui kemitraan dengan Fourth Partner Energy, pengembang solusi tenaga surya terdepan di India yang secara mayoritas dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia.
Dijelaskan bahwa pendirian EMITS ini merupakan wujud komitmen Indika Energy dalam mendiversifikasi portofolio bisnis. Selain itu juga menjadi jalan mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja ESG serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.
Sementara itu, sejak 2018 lalu Indika Energy juga memiliki investasi di sektor tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Proyek Awak Mas ini memiliki potensi cadangan sebanyak 1,5 juta ons emas dan 2,4 juta ons sumber daya emas.
Perseroan juga membangun terminal penyimpanan BBM di Kariangau, Kalimantan Timur untuk ExxonMobil yang telah beroperasi sejak November 2020. Selain itu, Perseroan turut mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, dengan tergabung di dalam konsorsium yang ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan sebagai operator dengan 40 tahun konsesi.