Jakarta,TAMBANG, Dewan Energi Nasional (DEN) kembali menggelar Sidang Paripurna. Kali ini agenda utamanya yaitu Grand Strategi Energi Nasional (GSEN), Cadangan Penyangga Energi (CPE), dan Rencana Strategis DEN 2021 – 2025.
Dalam sambutannya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penyempurnaan penyusunan Grand Strategi Energi Nasional untuk menyempurnakan Rencana Umum Energi Nasoinal (RUEN) sebelumnya. Penyempurnaan ini diantaranya lewat masukan dari Kementerian, Lembaga, BUMN, swasta dan para stakeholder terkait.
“Harus ada penyesuaian lagi antara RUEN lama dengan RUEN yang didasarkan pada Grand Strategi Energi Nasional yang kita susun,” kata Arifin yang juga adalah Ketua Harian DEN.
Grand Strategi Energi Nasional menurut Arifin akan menjawab persoalaan terkait meningkatnya permintaan energi untuk jangka panjang di sisi lain terbatasnya pasokan sumber daya dalam negeri.
“Kita sekarang masih impor BBM dan LPG. Di tahun 2030, kita menargetkan tidak adanya impor BBM dan diupayakan juga untuk tidak lagi melakukan impor LPG,” tegas Arifin.
Ia juga mengingatkan Indonesia yang telah menandatangani Paris Agreement terkait komitmennya terhadap pengurangan emisi melalui EBT. “Indonesia perlu mengantisipasinya untuk bisa mendorong pemanfaatan EBT sebagai bauran energi nasional kita,” ungkapnya.
Oleh karenanya Menteri Arifin berpesan agar Dewan Energi Nasional (DEN) mampu melihat peluang tersebut untuk menciptakan nilai ekonomi baru melalui energi bersih. “Arahan Bapak Presiden, DEN dapat melihat momentum untuk mengambil kesempatan pandemi (Covid-19) ini untuk masuk ke arah green economy dimana semua negara-negara maju sudah menuju ke arah sana dan mengurangi risiko kerusakan-kerusakan lingkungan. Strategi yang disusun nanti harus berorientasi visioner dan implementasinya harus secara konsisten dilaksanakan,” ungkap Arifin.
Saat ini target kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT tahun 2025 mencapai 24 ribu Mega Watt (MW). Selanjutnya, pada tahun 2035 ditargetkan ada penambahan pembangkit listrik EBT sebesar 38 ribu MW dari kapasitas terpasang saat ini. Salah satu strategi yang diusung Pemerintah adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi surya.
“Nanti backbone-nya kita upayakan dari energi surya yang dari perkembangannya makin ekonomis,” tutur Arifin.
Langkah lain yang juga dilakukan adalah upaya mempercepat proses hilirisasi dari produk-produk batubara. Kemudian segera menyelesaikan infrastruktur gas dan listrik.
Pemerintah lanjut Arifin ingin mencapai target 100 persen elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia. Demikian juga dengan penyediaan BBM Satu Harga, akan terus dilakukan agar bisa dinikmati oleh seluruh rakyat di pelosok tanah air.
“(Program-program) ini bisa membangkitkan ekonomi kerakyatan di daerah-daerah tersebut,” tutupnya.