Jakarta-TAMBANG- Seorang Siswa Madrasah Tsanawiyah berhasil melakukan riset pohon kedongdong hutan menjadi listrik. PT Pertamina EP Field Rantau, menggandeng pelajar setingkat SMP ini untuk mengembangkan lebih jauh.
Naufal Rizki (13), siswa kelas II MTSN Kecamatan Langsa lama, Kota Langsa Aceh, berhasil melakukan sebuah penelitian pemanfaatan pohon Kedongdong hutan atau oleh masyarakat Aceh disebut pohon kuda-kuda, untung menghasilkan listrik. Hasil penelitian Naufal berhasil mengangtarkannya menjadi peringkat 2 dalam ajang Teknologi Tepat Guna se Aceh 2015. Dari hasil penelitian Naufal tersebut, Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) Field Rantau, menggandeng putra pertama dari dua bersaudara itu untuk mengembangkan pohon kuda-kuda.
Agus Amperianto, Field Manager PT Pertamina EP Rantau, mengatakan dari hasil riset awal, dari satu batang pohon diperoleh tegangan listrik sebesar 0,7 volt. Dengan menghubungkan beberapa pohon , baik seri maupun paralel, diperoleh voltase dan arus yang memadai untuk dikonversikan dalam bentuk daya listrik sedikitnya 12 watt sehingga dapat menghidupkan 4 buah bohlam LED 3 watt, untuk satu rumah.
“Tentunya makin besar daya yang diperoleh, makin banyak daya listrik yang bisa dimanfaatkan,” ujar Agus.
Untuk menghasilkan energi listrik, menurut Agus, minimal pohon kedondong hutannya sudah berakar kokoh dengan diameter batang minimal 15 – 20 cm. Lebih besar batang pohon yang dimanfaatkan lebih baik untuk menghasilkan voltase listrik yang lebih banyak lagi.
Agus mengatakan pengembangan pohon penghasil listrik ini sejalan dengan bisnis Pertamina yang memberikan perhatian penuh pada pengembangan energ baru dan terbarukan. “Kami berperan aktif mendukung program pemerintah dalam hal efisiensi sumber daya energi dan energi baru terbarukan,” ujarnya.
Field Rantau sengaja mengajak Naufal untuk mengembangan risetnya, dalam skala lebih besar di PPMP yang didesain sebagai pusat belajar masyarakat. Penemuan ini, diharapkan dapat diaplikasikan bagi masyarakat miskin yang tidak mampu memasang listrik, dan tempat-tempat terpencil yang belum terjamah listrik.
Agus menjelaskan pengembangan pohon kayu listrrik akan diintegrasikan dengan penghijauan dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Pohon ini bernilai ekonomis karena daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan dahannya dapat digunakan sebagai pagar kebun masyarakat. Selain untuk pakan ternak, daunya juga bermanfaat untuk ramuan herbal bagi kesehatan.
Kedondong Hutan merupakan pohon favorit masyarakat Aceh untuk memagari kebun dan pekarangannya karena pohonnya lurus dan gampang tumbuh dengan hanya ditancapkan ke dalam tanah. Karena bisa memperoleh listrik dengan biaya murah dan ramah lingkungan, masyarakat dengan sendirinya akan tertarik ikut menanam di ingkungan tempat tinggalnya serta merawatnya. Akhirnya, lingkungan hijau, asri , dan terang karena nyala lisrik dari Kedondong Hutan.