Jakarta – TAMBANG. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) bersama dengan PT Sepchem, Gulf Private Equity Partners Ltd, Gulf Financial Limited, Chander Vinod Laroya, Theodore Permadi Rachmat, dan Boy Garibaldi Thohir memberikan jaminan berupa corporate guarantee atas pinjaman International Finance Corporation (IFC)/sponsor, ssenilai US$ 509 juta. Demikian pengumuman resmi dari perusahaan selasa (9/9).
Perjanjian itu pun telah ditandatangani pada 5 September 2014. Hal ini dilakukan untuk menjamin kewajiban PT Panca Amara Utama (PAU). PAU adalah anak usaha ESSA yang akan membangun pabrik amoniak penerima kredit IFC.
Berdasarkan perjanjian itu juga, ESSA wajib menjaminkan seluruh saham miliknya di PAU untuk kepentingan IFC. Dalam kesepakatan perjanjian penjaminan disebutkan, para penjamin akan membayar sejumlah utang yang mejadi kewajiban PAU jika pada saat jatuh tempo PAU tidak bisa memenuhi kewajibannya ataupun jika ada pembatalan karena ada alasan apapun.
Pinjaman ini terbagi menjadi dua jenis pinjaman. Pinjaman A memiliki jumlah pokok US$ 94 juta dan pinjaman B senilai US$ 415 juta. Dana ini akan digunakan PAU untuk membangun pabrik amoniak yang nilainya mencapai US$ 799 juta. Pabrik ini ditargetkan kelar Desember 2016 mendatang.
Berdasarkan ketentuan perjanjian kredit, salah satu persyaratan untuk pencairan pinjaman adalah para penjamin meneken perjajian penjaminan dan project funds, subordination, and share retention agreement (PFSSRA). PFSSRA merupakan acuan pemberikan standby letter of credit (SBLC).
ESSA menguasai saham PAU, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebesar 60%. Kepemilikan langsung 10%, dan 50% melalui perusahaan terafiliasi, PT Sepchem. Sisanya, dikuasai Genesis Corporation, Gulf Private Equity Partners Limited, dan PT Daya Amara Utama. Masing-masing mengempit 25%, 10%, dan 5%.
Boy Thohir, PT Akraya International, Jonathan Chang, dan T.P Rachmat merupakan pendiri PT Trinugraha Akraya Sejahtera, pemilik 30% saham ESSA. Boy mengempit 38%,48%, Akraya International sebesar 31,52%, Jonathan Chang 16%, dan TP Rachmat sebesar 14%. Adapun, Akraya International merupakan perusahaan keluarga yang digawangi Chander Vinod Laroya.