Beranda ENERGI Kelistrikan Era Digital Ubah Pola Konsumsi Energi Nasional

Era Digital Ubah Pola Konsumsi Energi Nasional

Dari kiri ke kanan: Fuad Sahid Lalean, Managing Director for Utilities, Accenture Indonesia dan Nia Sarinastiti, Marketing Lead of Accenture Indonesia

Jakarta-TAMBANG. Era digital tidak hanya mengubah pola gaya hidup masyarakat, namun juga dapat merubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan listrik sebagai sumber energi.

 

Peran perkembangan teknologi membuat segalanya menjadi praktis, akibatnya masyarakat memliki ketergantungan terhadap perangkat digital. Menurut Fuad Sahid Lalean, Managing Director Utilities dari Accenture Indonesia, ketergantungan terhadap perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari inilah yang telah mengubah pola konsumsi energi masyarakat Indonesia.

 

Dari hasil kajian yang dilakukan Accenture Indonesia terhadap 500 responden yang tersebar di kota-kota besar Indonesia, tercatat ada 306 responden yang menggantungkan kebiasaan sehari-harinya dengan perangkat teknologi digital. Sedangkan yang menggunakan sebagian kecil perangkat teknologi digital dalam kesehariannya tercatat hanya ada 194 responden.

 

Tingginya ketergantungan 306 responden tersebut pada teknolgi digital dalam kehidupan sehari-hari, membuat pengguna aktif teknologi digital ini lebih bijak dalam mengatur pola konsumsi listrik. Sebagian besar dari responden mengeluhkan ketersediaan pasokan listrik yang ada.

 

Akibatnya, berinisiatif mengatur pola konsumsi listrik sesuai dengan kebutuhannya, hal ini terlihat dari hasil penelitian Accenture Indonesia yang menyebutkan 86% dari pengguna aktif teknologi digital tertarik untuk mengganti produk dan layanan yang lebih hemat listrik.

 

“Sedangkan yang sudah melakukan implementasi hemat menggunakan listrik ada sebanyak 75% responden, di mana 52%-nya melakukan efisiensi dengan cara mengganti instalasi bola lampu yang lebih hemat, sisanya mengurangi penggunaan alat listrik 34%, penggunaan elektronik di luar jam puncak sebanyak 28%,” jelasnya.

 

Namun banyak juga responden yang meyakini, kegiatan penghematan ini dilakukan bukan karena penyedia energi listrik membantu responden melakukan penghematan konsumsi listrik, melainkan tingginya ketergantungan responden terhadap perangkat elektronik teknologi digital, sehingga harus pintar mengatur penggunaan konsumsi listrik agar tidak over kapasitas yang mengakibatkan listrik mati.

 

“38% percaya bahwa penyedia energi listrik tidak banyak membantu untuk melakukan kegiatan penghematan konsumsi listrik,” cetusnya.

 

Sebab itu, lanjut dia, ada 67% pengguna teknologi digital aktif menyetujui jika penyedia listrik berbagi dengan pihak ke tiga guna menjaga dan menjamin pasokan listriknya. Bahkan, lanjut Fuad 57% responden justru siap berinvestasi untuk melakukan pengadaan listrik secara mandiri.

 

Accenture merupakan perusahan konsultan manajemen, layanan teknologi dan perusahaan alih daya global yang melayani klien di lebih 120 negara. Dalam kegiatan riset ini, Accenture melibatkan 500 responden yang tersebar di Indonesia yang dibagi dalam katagori usia dari18 sampai diatas 55 tahun, jenis kelamin, hingga pendapatan penghasilan,

 

Diharapkan kajian yang dilakukan oleh Accenture Indonesia, dapat menjadi barometer bagi para penyedia listrik untuk melihat kebutuhan dan pola konsumsi mayarakat Indonesia.