Jakarta, TAMBANG-PT RMK Energy Tbk (RMKE IJ) membagikan dividen perdana sejak IPO tahun 2021 sebesar Rp30,6 miliar atau setara dengan 8% laba bersih tahun 2022.
Ketentuan ini didasarkan pada hasil keputusan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada Selasa, (20/7).
Walaupun RMKE sedang fokus ekspansi untuk membangun hauling road dan fasilitas pendukung lainnya, Perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen dengan pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang berkelanjutan ke depannya.
Hingga periode Mei 2023, RMKE berhasil membongkar 1.970 _train set_ dengan kapasitas 5,2 juta MT batu bara, atau tumbuh sebesar 19,7% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perseroan juga berhasil memuat 473 tongkang dengan kapasitas 3,7 juta MT batubara, atau tumbuh signifikan sebesar 36,2% YoY.
Peningkatan bongkar dan muat batubara ini tidak terlepas dari ketepatan waktu bongkar kereta yang lebih cepat 38 menit menjadi 03:21 jam per train set dibandingkan periode yang sama tahun lalu selama 04:00 jam.
Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 26,8% YoY seiring dengan peningkatan volume jasa batubara, namun rasio penggunaan bahan bakar per MT batu bara menjadi lebih efisien dari 0,92 liter/ton tahun lalu menjadi 0,86 liter/ton pada tahun ini.
Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan berhasil membukukan penjualan batubara sebesar 1 juta MT hingga periode Mei 2023, dengan pertumbuhan sebesar 28,5% YoY. Perseroan optimis kinerja segmen penjualan batubara tahun ini masih akan tumbuh dengan volume penjualan batubara yang terus meningkat mengalahkan efek normalisasi harga batu bara.
Kinerja segmen penjualan batu bara ini juga ditopang oleh pertumbuhan produksi in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 511,8K MT batu bara, meningkat sebesar 28,5% YoY sejak beroperasi pada Februari tahun lalu.
Produksi batu bara in-house berkontribusi sebesar 51,2% total volume penjualan batubara. Peningkatan kontribusi penjualan batubara in-house ini juga menjadi indikator efisiensi yang efektif dengan biaya produksi yang lebih rendah melalui afiliasi kontraktor tambang in-house.
Mewakili Dewan Komisaris Perseroan, Frederikus Saud Tamba Tua mengatakan Direksi telah melaksanakan tata kelola dan operasional Perseroan secara aktif dan menyeluruh.
“Pada tahun 2022, Direksi memiliki fokus strategis dalam menjalankan operasional dengan beroperasinya tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim, stasiun muat Gunung Megang milik Perseroan, serta Container Yard (CY) 3B Stasiun Simpang milik Perseroan,” ujar dia.
Pencapaian kinerja baik tahun 2022 memberikan stimulus semangat untuk terus optimis mewujudkan pengembangan usaha secara lebih kuat dan berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perseroan, Tony Saputra, juga menyampaikan saat ini Perseroan masih fokus melakukan ekspansi dengan membangun hauling road untuk memberikan pelayanan jasa logistik batubara yang seamless di Sumatera Selatan. Walau demikian, Perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen dengan pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang berkelanjutan ke depannya.
“Pada tahun 2022, Perseroan telah mencapai target dengan sangat baik saat perekonomian dunia dan Indonesia masih belum pulih seutuhnya. Pada tahun ini, Manajemen Perseroan optimis untuk meningkatkan kinerja keuangan di tengah normalisasi harga batubara dengan pertumbuhan volume batubara yang masih tumbuh untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ujar Tony.
“Hingga periode Mei 2023, volume bongkaran kereta dan muatan tongkang telah tercapai masing-masing sebesar 41,8% dan 33,9% dari target tahun ini. Dari segmen penjualan batu bara, volume penjualan batubara telah tercapai sebesar 35,9% dari target tahun ini,” tambah Tony.
Direktur Keuangan Perseroan, Vincent Saputra juga menambahkan untuk memastikan ekspansi berjalan dengan baik, Perseroan masih mengalokasikan sebagian besar laba bersih usaha untuk dana cadangan dan laba ditahan. Berdasarkan hasil RUPST Perseroan, dari total laba bersih tahun 2022, sebesar Rp82,5 miliar dialokasikan untuk dana cadangan dan Rp275,8 miliar dialokasikan untuk laba ditahan.
“Alokasi dana tersebut masih dapat mendanai belanja modal Perseroan tahun 2023 yang ditargetkan sebesar Rp350 miliar. Selain dari pendanaan internal, Perseroan masih terbuka untuk peluang pendanaan dari eksternal ke depannya,” ungkap Vincent.