Jakarta-TAMBANG. PT Medco Energi Internasional Tbk (“MedcoEnergi” atau “Perseroan”) membukukan laba kotor sebesar US$ 208 juta dan laba operasi sebesar US$90 juta. Direktur Utama Medcoenergi, Hilmi Panigoro mengakui bahwa tahun 2015 menjadi tahun sulit.
“Tahun 2015 merupakan tahun yang sulit bagi industri minyak dan gas bumi pada umumnya, namun Perseroan telah memperlihatkan kinerja yang kuat dengan menghasilkan EBITDA sebesar US$217 juta ditengah rendahnya harga minyak dunia,”kata Hilmi.
Dengan situasi demikian ke depan jajaran direksi telah menetapkan prioritas bisnis untuk meningkatkan kinerja keuangan Perseroan. Prioritas ini termasuk melanjutkan efisiensi biaya dan modal serta berupaya untuk mempercepat siklus waktu proyek di dalam pengembangan portofolio domestik Perseroan.
“Kami akan tetap berupaya mempertahankan posisi strategis Perseroan di Indonesia dalam rangka menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham melalui akuisisi sumber daya domestik yang selektif, perpanjangan kontrak serta renegosiasi penjualan gas dan subkontrak”, kata Hilmi.
Di tahun 2015 meski terdapat gejolak di Yaman, Perseroan sukses menahan laju penurunan produksi pada aset domestik sehingga produksi minyak perseroan tetap stabil dari tahun ke tahun sebesar 31,6 MBOPD. Penjualan gas sedikit menurun sehubungan dengan rendahnya permintaan di tahun 2015. “Saat ini, perseroan fokus pada penambahan nilai, maka produksi di tahun 2016 diperkirakan berkisar antara 55 sampai 60 MBOEPD,”terang Hilmi.
Sementara Lapangan gas Senoro telah berproduksi tepat waktu dan sesuai anggaran pada Juli 2015. Produksi lapangan gas Senoro terus melebihi ekspektasi dengan kapasitas produksi kotor sebesar 355 MMSCFD. Pada saat bersamaan, kilang Donggi Senoro LNG (“DS-LNG”) juga sukses beroperasi sesuai dengan rencana. Seiring dengan peresmian Lapangan gas Senoro dan kilang DS-LNG oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, kilang DS-LNG mengirimkan kargo pertama pada September 2015.
“Di 2015, kilang Donggi Senoro telah mengirimkan 12 kargo LNG dan MedcoEnergi berharap jumlah pengiriman pada tahun 2016 menjadi lebih dari dua kali lipat di tahun 2016,”kata Hilmi.
Lalu pada Juli 2015 MedcoEnergi menandatangani perpanjangan kontrak servis selama 25 tahun untuk lapangan Karim Field. Perseroan telah beroperasi di Oman sejak tahun 2006 dan perpanjangan ini menunjukkan kepercayaan pemerintah Oman kepada MedcoEnergi sebagai operator minyak dan gas.
Melalui anak usaha kelistrikan, Perseroan mencapai perjanjian CSPA (Conditional Sales and Purchase Agreement) dengan perusahaan Filipina, Aboitiz Power untuk bersama-sama mengembangkan proyek panas bumi 110 MW Ijen dan perpanjangan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA) bagi pembangkit listrik Singa di Sumatera Selatan.
Kemudian pada Januari 2015, MedcoEnergi menandatangani kontrak jual beli gas dengan Pertamina dengan total volume gas sebesar 198 TBTU dari lapangan gas Blok A. Fase pengembangan awal dari proyek gas ini diharapkan mulai berproduksi di 2018 dengan telah ditunjuknya JEC menjadi kontraktor EPC.
MedcoEnergi juga telah menandatangani kontrak jual beli gas dengan Perusda Mura Energi, Sumatera Selatan untuk pengiriman 8,75 TBTU selama 11 tahun. Kontrak ini akan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di kabupaten Musi Rawas.
Dari sisi kinerja keuangan seperti yang sudah disampaikan sebelumnya EBITDA perseroan di 2015 tercatat diatas US$217 juta meski terjadi penurunan harga minyak hingga 50% dengan harga gas cenderung stabil. Hal ini mencerminkan komposisi kontrak penjualan minyak dengan harga pasar dan penjualan gas dengan harga tetap. Namun dari sisin nilai aset terjadi penurunan menjadi US$180 juta sehubungan dengan rendahnya harga minyak.
Kemudian capex operasi di luar akuisisi terjadi pengurangan sebesar 62% dan pada cash lifting cost sebesar 23%. “Selama 2016 Perseroan akan meneruskan pengurangan biaya, melakukan penangguhan dan renegosiasi komitmen eksplorasi yang tepat.
Perseroan juga menerbitkan SG$100 juta di awal 2015 sebagai bagian dari program Medium Term Note senilai SG$500 juta. Dan mendekati akhir tahun, Perseroan juga melakukan pembiayaan kembali kilang gas Senoro. Di 2015 dengan cadangan kas lebih dari US$450 juta yang mencerminkan likuiditas yang baik.