Jakarta, TAMBANG – Capaian fantasitis diraih PT RMK Energy Tbk (RMKE). Perusahaan jasa angkut tambang batu bara ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp404,1 miliar sepanjang tahun 2022 atau meningkat sebesar 103,9% YoY, rekor tertinggi selama perusahaan beroperasi.
Direktur Keuangan RMKE, Vincent Saputra menyampaikan pada tahun 2022 Perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp2,5 triliun dan laba usaha sebesar Rp398,2 miliar, dan telah tercapai masing-masing sebesar 105,3% dan 101,5%.
“Pencapaian target tersebut mendukung Perseroan untuk menjaga rasio keuangan (EBITDA terhadap beban kewajiban), di atas ketentuan minimum credit covenant yaitu sebesar 14,3 kali,”ujar Vincent dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/4).
Dia menjelaskan bahwa perseroan juga berhasil mengurangi utang finansial sebesar 49,9% menjadi Rp217,1 miliar dan dapat mengelola rasio keuangan Debt to Equity (DER) sebesar 0,2 kali yang juga memenuhi ketentuan minimum credit covenant. Perbaikan rasio keuangan ini juga didukung oleh peningkatan ekuitas Perseroan yang meningkat sebesar 50,3% YoY menjadi Rp1,2 triliun.
“Arus kas Perseroan secara berkelanjutan juga semakin sehat dengan peningkatan kontribusi jasa batu bara” jelas Vincent,” imbuh dia.
Dengan capaian ciamik ini, dia semakin optimis untuk dapat mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang berkelanjutan dengan target yang jauh lebih besar pada tahun 2023.
Peningkatan target tahun 2023 yang lebih besar, menunjukkan optimisme Perseroan yang didukung oleh kemitraan dengan PT Bukit Asam (PTBA) termasuk kolaborasi dengan tambang swasta potensial di Sumatera Selatan yang saat ini sedang dalam proses finalisasi.
“Hingga Maret 2023, Perseroan telah mengidentifikasi pertumbuhan volume jasa batu bara sebesar 55,6% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Vincent.
Pada tahun 2022 juga perusahaan mampu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,7 riliun atau meningkat secara signifikan sebesar 46,6% YoY. Kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan volume batu bara di tengah normalisasi harga saat ini.
Kinerja Penjualan Batu Bara
Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,1 tiliun atau meningkat sebesar 45,3% YoY. Kenaikan pendapatan tersebut didukung oleh kenaikan volume penjualan batu bara yang meningkat sebesar 45,1% YoY menjadi 2,5 juta ton.
“Pendapatan segmen ini memberikan kontribusi sebesar 77,3% ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor yang berasal dari segmen ini sebesar Rp406,7 miliar atau meningkat sebesar 75,8% YoY dan berkontribusi sebesar 69,1% total laba kotor Perseroan,” beber dia.
Dari segmen jasa batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp620,5 miliar atau meningkat sebesar 51,2% YoY. Kenaikan pendapatan segmen ini didukung oleh kenaikan volume jasa bongkar kereta dan muat tongkang batu bara yang meningkat masing-masing sebesar 94,8% YoY dan 31,3% YoY.
Pendapatan segmen ini memberikan kontribusi sebesar 22,7% ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor yang berasal dari segmen jasa batu bara sebesar Rp181,9 miliar atau meningkat sebesar 89,9% YoY dan berkontribusi sebesar 30,9% total laba kotor Perseroan.
Direktur Operasional Perseroan, William Saputra menyampaikan, energy security menjadi peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 2022, Perseroan menargetkan angkutan volume jasa bongkar kereta dan muat tongkang batu bara masing-masing sebesar 7,8 juta MT dan telah tercapai 149,5% dan 100,2% dari target tahun 2022.
“Untuk segmen penjualan batu bara manajemen menargetkan volume sebesar 2,5 juta ton di mana 50% target tersebut berasal dari tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim,” ungkap William.
“Pada akhir tahun 2022, volume penjualan batu bara sebesar 2,5 juta metrik ton atau telah mencapai 100,0% target tahun ini. Pada tahun ini juga Perseroan telah berhasil mempertahankan zero fatality selama 3 tahun terakhir,” pungkas dia.