Jakarta, TAMBANG – PT Central Omega Resources fokus mengejar optimalisasi pabrik feronikel yang beroperasi. Emiten berkode saham DKFT ini mengupayakan pencapaian kapasitas maksimal atau full capacity dari produksi smelter hingga 100 ribu ton per tahun.
Direktur Central Omega, Feni Silviani menuturkan, saat mencapai kapasitas maksimal, smelter tersebut akan membutuhkan pasokan bijih nikel sekitar 1 juta ton.
“Antara input dan output perbandingannya sekitar satu banding 10,” tutur Feni, saat dijumpai seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di di Jakarta, Kamis (20/6).
Sepanjang 2018, smelter Central Omega mencatatkan produksi feronikel sebanyak 46 ribu ton. Sedangkan di tahun 2017, capaiannya berada di angka 32 ribu ton.
Pada kuartal pertama tahun ini, produksi feronikel Central Omega tercatat sebanyak 11 ribu ton, dengan volume produksi bijih nikel sekitar 260 ribu ton.
Terkait teknologi, smelter Central Omega menggunakan tanur tiup atau blast furnace.
Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan smelter tahap kedua. Teknologi yang dipakai dinilai lebih canggih, yakni tanur elektrik kalsinasi putar atau rotary kiln electric furnace (RKEF).
Smelter teranyar itu disebut bakal sanggup memproduksi feronikel sebanyak 200 ribu ton