Beranda ENERGI Migas BPH Migas Awasi Penyediaan BBM Hingga Ke Talaud

BPH Migas Awasi Penyediaan BBM Hingga Ke Talaud

ilustrasi

Jakarta, TAMBANG – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), PT. Pertamina, Kementerian Dalam Negeri dan DPR RI, lakukan pengawasan terkait penyediaan pendistribusian kondisi penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM), selama Hari Raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 hingga ke wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), mulai Kamis (21/12).

 

Sales Executive Pertamina Retail VI Sulawesi Utara, Muhammad Faruq, mengatakan, pengawasan kondisi penyediaan dan pendistribusian rencananya akan dilaksanakan di Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Meski sempat terkendala cuaca buruk di Talaud, namun keseriusan pemerintah dalam menjamin ketersediaan dan pendistribusian selama Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, terlihat pemerintah sudah antisipasi terkait pengaturan pengiriman dan stok di penyalur Melonguane.

 

“Sejauh ini kondisi penyediaan dan pendistribusian di Melonguane masih berjalan normal dan terkendali. Walaupun demikian sebelum adanya SPBU kebutuhan masyarakat dilayani oleh 20 pangkalan atau pengecer. Adapun suplai pasokan BBM ke sejumlah SPBU menggunakan kapal tongkang dengan perhitungan jarak tempuh, waktu sekitar 20 Jam perjalanan dari terminal BBM Bitung, Sulawesi Utara,” kata Muhammad Faruq, dalam keterangan resminya.

 

Tim BPH Migas pada titik pantauan Melonguane, juga sudah mengantisipasi dampak kekurangan pasokan di Kepulauan Talaud, berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, mengingat sulitnya akses dalam pemenuhan pasokan.

 

“Diantaranya Direktorat Jenderal Migas, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) tbk/PGN , Pertagas Niaga, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN,” kata Kepala BPH Migas  Fanshurullah Asa.

 

Secara Nasional BPH Migas menjelaskan, puncak konsumsi BBM diprediksi akan terjadi pada 23 Desember 2017 dengan volume 114.876 kiloliter (KL), naik 26,3 persen dibandingkan konsumsi normalnya. Sementara itu puncak konsumsi BBM Solar diprediksi 44.456 kiloliter (KL) atau naik 16,4 persen dibandingkan konsumsi normal.