JAKARTA, TAMBANG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Hagiuda Kochi di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (11/1). Pertemuan pejabat kedua negara sahabat itu membahas tentang potensi kerja sama di bidang green energy, perikanan, lingkungan dan industri petrokimia.
“Indonesia dalam tujuh tahun ini banyak yang berubah, pembangunan hampir merata di Indonesia bagian barat dan timur,” kata Luhut pada awal paparannya.
Dia kemudian menjelaskan tentang pembangunan industri hilir sebagai arah investasi di Indonesia saat ini. Di nikel misalnya, kata Luhut, pemerintah saat ini tengah fokus untuk pengembangan komponen baterai lithium.
“Saat ini industri hilir untuk nikel lebih berfokus untuk pengembangan strainless steel yang merupakan komponen pembuatan baterai Lithium,” paparnya.
Menko Luhut pun meyakinkan bahwa Indonesia memiliki stok bijih nikel yang sangat besar dengan total kapasitas produksi hulu hingga 12 juta ton/tahun. “Industri hilir telah mengubah struktur ekonomi Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah,” imbuhnya.
Dalam pertemuan ini, Menko Luhut juga menawarkan investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan yang hingga kini mampu menghasilkan listrik sebanyak 11 ribu megawatt. “Desember tahun lalu, Presiden Jokowi telah meresmikan ground breaking green industrial park seluas 30 hektar,” bebernya.
Terakhir, Menko Luhut mengusulkan agar kedua negara membuat skema diskusi teknis yang bertemu secara regular agar dapat membahas secara intensif mengenai poin-poin kerja sama kedua negara.
Menteri Koichi mengawali sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang membuat keputusan soal kapal pengangkut batubara telah diumumkan kemarin, Senin (10/1).
“Saya berterima kasih sudah dijelaskan secara detil tentang rencana pemerintah Indonesia soal release batubara,” katanya.
Usai menyampaikan apresiasinya, Menteri Koichi menyambut baik usulan Menko Luhut agar ada dialog yang bersifat regular bagi kedua negara. “Ada beberapa skema diskusi antara pemerintah dan swasta. Nanti kami juga akan diskusikan lebih lanjut lagi. Apapun (skemanya) kami terbuka,” ungkapnya.
Menteri Perdagangan Jepang itu lalu menjelaskan mengenai perkembangan investasi perusahaan Jepang untuk industri amonia di Teluk Bintuni, Papua Barat. “Saat ini proyek tersebut sudah sampai pada tahap FS (Studi Kelayakan),” ungkapnya.
Selain soal industri Amonia, Menteri Koichi juga sempat mengungkapkan keinginan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan baterai untuk pembangkit tenaga surya. Terakhir, dia berharap kedua negara dapat bekerja sama lebih erat pada masa mendatang.
Dalam pertemuan, turut hadir Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, Dirjen METI Jepang, Matsuo Takehiko, dan Dubes Jepang, Kanasugi Kenji.