Jakarta, TAMBANG – Capaian ciamik kembali ditorehkan perusahaan pelayanan jasa logistik batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE). Kali ini, RMKE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 129,1 miliar, naik 234,2% YoY.
Direktur Operasional Perseroan, William Saputra menyampaikan kinerja operasional pada kuartal tahun ini masih tumbuh dengan baik di tengah tantangan normalisasi harga dan cuaca yang kurang mendukung.
Meski demikian, Perseroan berupaya menebalkan marjin dengan mengimplementasikan strategi operasional yang dapat menekan biaya operasional, sehingga normalisasi harga batu bara masih dapat diakomodir oleh peningkatan volume dan optimalisasi biaya.
“Pada kuartal pertama tahun ini, Perseroan berhasil mempercepat ketepatan waktu bongkar kereta yang lebih cepat 30 menit menjadi 03:22 jam per kereta sehingga berdampak membaiknya man-hour ratio to loading barge yang lebih cepat 3:01 jam,” ujar William dalam konferensi pers, Rabu (3/5).
Dari aspek penggunaan bahan bakar, Perseroan berhasil menekan fuel ratio menjadi 0,85 liter/MT atau lebih efisien 0,16 liter/MT dibandingkan tahun lalu sebesar 1,02 liter/MT. kata dia, perbaikan kinerja operasional ini dapat membantu Perseroan untuk meningkatkan marjin laba di tengah normalisasi harga saat ini.
“Hingga kuartal pertama tahun, secara rata-rata Perseroan telah mencapai ±25% target operasional tahun 2023 pada kuartal low season tahun ini. Produksi batu bara in-house pada kuartal ini masih di bawah ekspektasi kami dengan pencapaian 14,5% dari target disebabkan cuaca yang kurang mendukung,” ujar dia.
“Hal tersebut juga menjadi tantangan pada penyelesaian hauling road sepanjang 39km. Namun kami optimis dengan kondisi cuaca yang jauh lebih baik pada kuartal selanjutnya, Perseroan dapat menggenjot produksi batu bara in-house dan menyelesaikan proyek hauling road” tambah William.
Laba bersih ini didukung dengan pendapatan usaha yang berhasil ditorehkan RMKE yakni sebesar Rp761,9 miliar atau meningkat secara signifikan sebesar 84,2% YoY.
William menuturkan, kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan volume penjualan batu bara di tengah normalisasi harga saat ini. Rata-rata harga penjualan batu bara pada kuartal pertama tahun ini terkoreksi sebesar 20,8% YoY.
“Namun Perseroan masih optimis kinerja tahun ini akan tumbuh dengan sangat baik karena volume permintaan batu bara yang masih terus meningkat untuk mendukung pemulihan ekonomi,” beber dia.
Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp545,7 miliar atau meningkat sebesar 76,1% YoY. Kenaikan pendapatan tersebut didukung oleh kenaikan volume penjualan batu bara yang meningkat sebesar 146,2% YoY menjadi 792K MT batu bara.
Pertumbuhan volume penjualan batu bara ini ditopang oleh pertumbuhan produksi in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 303,6K MT batu bara, meningkat sebesar 110,3% YoY sejak beroperasi pada Februari tahun lalu. Pendapatan segmen ini memberikan kontribusi sebesar 71,6% ke total pendapatan Perseroan.
Laba kotor yang berasal dari segmen ini sebesar Rp92,6 miliar atau meningkat sebesar 248,8% YoY dan berkontribusi sebesar 50% total laba kotor Perseroan. Adapun margin laba kotor dari segmen batu bara ini adalah sebesar 17,0%.
Dari segmen jasa batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp216,2 miliar atau meningkat sebesar 108,5% YoY. Kenaikan pendapatan segmen ini didukung oleh kenaikan volume jasa bongkar kereta dan muat tongkang batu bara yang meningkat masing-masing sebesar 28,5% YoY dan 55,6% YoY.
Pendapatan segmen ini memberikan kontribusi sebesar 28,4% ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor yang berasal dari segmen ini sebesar Rp92,7 miliar atau meningkat sebesar 125,4% YoY dan berkontribusi sebesar 50% total laba kotor Perseroan. Adapun margin laba kotor dari segmen batu bara ini adalah sebesar 42.9%.