Beranda Tambang Today Balitbang ESDM Gandeng Jepang Kaji Teknologi Penangkap Karbon

Balitbang ESDM Gandeng Jepang Kaji Teknologi Penangkap Karbon

Jakarta – TAMBANG. Badan Litbang ESDM menggandeng Jepang untuk menggelar lokakarya terkait teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Harapannya, seperti tergambar dalam tema acara, tahapan teknologi tersebut bisa melangkah dari sekedar riset menjadi terapan

 

“Badan Litbang ESDM telah berpartisipasi aktif dalam mengantisipasi implementasi teknologi CCS di Indonesia, antara lain dengan berinisiatif mengembangkan roadmap penelitian dan pengembangan jangka pendek, memetakan potensi geologi formasi untuk penyimpanan CO2 di Indonesia dan mengindentifikasi sumber penyimpanan CO2 dalam skala besar di Indonesia,” ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Subaktian Lubis, di Jakarta, Senin (22/6).

 

Lembaga Jepang yang diajak bekerjasama adalah Research Institute of Technology for The Earth (RITE). Tujuan forum tersebut adalah berbagi informasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, serta mengidentifikasi peluang kerjasama ke depan antara Jepang dan Indonesia dalam rangka berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca.

 

Acara yang diikuti oleh 41 partisipan dari Jepang dan 75 peserta Indonesia dari kalangan Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta ini bertujuan untuk berbagi informasi teknologi CCS, mengindentifikasi kerja sama CCS antara Indonesia dan Jepang di masa mendatang serta membangun kerja sama pengembangan CCS antara kedua negara dalam memberikan kontribusi untuk pengurangan emisi gas rumah kaca.

 

Pembicara yang mewakili Indonesia antara lain adalah  Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Luluk Sumiarso, Direktur Hulu Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Eddy Hermantoro, Usman Pasari dari Lemigas, serta Djedi S. Widiarto dari PT Pertamina. Sementara dari Jepang, beberapa pembicara yang hadir mewakili Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI), Research Institute of Technology for The Earth (RITE), serta Japan Carbon Capture and Storage Co. Ltd.  (Japan CCS).

 

Tak hanya dari pihak pemerintah dan akademisi, Surbaktian menegaskan pentingnya keterlibatan pemangku kepentingan dari kalangan industri. Ini penting untuk pengembangan pemanfaatan teknologi penangkapan dan penyerapan karbon. Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan telah berpengalaman memproses kembali karbon yang dilepaskan dari proses industrinya.

 

Di tingkat internasional, Badan Litbang ESDM telah tergabung dalam Global CCS Institute sejak tahun 2009. Sebagai konsekuensinya, Indonesia juga telah aktif mengikuti dan terlibat dalam Kerangka Konvensi PBB terkait Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change / UNFCCC) serta dalam Green House Technology Forum.