Jakarta, TAMBANG- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengadakan Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi. Para pemenang penghargaan nantinya akan diajukan ke ajang ASEAN Energy Award 2020.
Direktur Konservasi Kementerian ESDM Hariyanto mengungkapkan ajang ini merupakan salah satu bentuk apresiasi yang diberikan KESDM kepada para pengguna energi baik pemerintah maupun swasta yang telah berhasil menerapkan upaya-upaya konservasi energi serta mendorong seluruh pengguna energi untuk melakukan konservasi energi.
“Penghargaan ini sudah ada sejak tahun 2012,” ungkap Hariyanto di Gedung Ditjen EBTKE, Rabu (3/7).
Hariyanto menjelaskan penghargaan ini dapat meningkatkan kesadaran stakeholders akan pentingnya penerapan efisiensi dan konservasi energi, khususnya di sektor industri dan bangunan gedung. Ia mendorong pelaku industri melakukan manajemen energi sebab semakin tinggi kebutuhan energi suatu industri, manajemen energinya harus semakin baik.
Menurutnya dengan manajemen energi yang baik, industri akan diuntungkan karena biaya konsumsi energi akan berkurang. “Misalnya pasokan listrik bisa digantikan dengan panel surya atap, itu bisa menghemat 30 persen dari kebutuhan energi,” lanjut Hariyanto.
Supaya pelaku industri bisa lebih mudah mendapatkan pendanaan, Haryanto mengaku sedang membahasnya dengan Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, menurutnya perbankan nasional juga sudah menyediakan pembiayaan khusus untuk proyek green energy.
Penghargaan Subroto dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, Kategori bangunan gedung hemat energi dengan subsektor gedung retrofitted, gedung tropis, inovasi khusus dan gedung hijau yang dibagi menjadi kecil dan menengah, besar.
Kedua, kategori manajemen energi pada industri dan bangunan gedung dengan subsektor gedung retrofitted, gedung tropis, inovasi khusus dan gedung hijau yang dibagi menjadi kecil dan menengah, besar.
Ketiga, kategori penghematan energi di instansi pemerintah dengan subsektor pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Hariyanto berharap penghargaan ini dapat menghasilkan model-model industri dan bangunan gedung yang hemat energi di Indonesia sehingga dapat dijadikan contoh dan dapat direplika. Tahun ini ia menargetkan peserta lebih banyak 1,5 kali lipat dari jumlah peserta tahun lalu sebanyak 112 peserta.