Jakarta,TAMBANG – Asosiasi Produsen Listrik Swasta (APLSI) menilai harga listrik di Indonesia, lebih murah dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
“Kalau ada yang bilang listrik Indonesia lebih mahal, berarti datanya belum lengkap. Listrik kita sekitar (USD) 7 sampai (USD) 8 sen per Kwh,” ujar Juru Bicara APLSI, Rizal Calvary melalui keterangan resminya, Senin (27/8).
Berdasarkan data World Bank, harga listrik Indonesia hanya kalah dari Brunei. Sementara kalau dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, Indonesia lebih unggul.
“Malaysia USD 12,9 sen per Kwh. Thailand USD 13,5 sen. Kamboja, Filipina bahkan USD 17 sen per Kwh. Lebih gila lagi Timor Leste USD24 sen. Amerika Serikat yang pakai tenaga nuklir saja USD26,6 sen per Kwh. Yang paling mahal itu Papua Nugini USD31,5 sen per Kwh,” ucap Rizal.
Rizal mengatakan, Indonesia memang tidak menempati posisi paling murah, tapi juga bukan berarti yang paling mahal.
Hal ini disampaikan untuk menjawab kegelisahan kalangan industri pengguna gas bumi. Sebagian dari mereka menganggap harga listrik di Indonesia adalah yang paling mahal.
Kalau diruntut, 2014 silam, harga listrik di Indonesia pernah menembus angka USD 12 sen per kWh. Tapi seiring perkembangan pembangkit listrik, angka tersebut menyusut perlahan-lahan hingga mencapai USD 7 sen per kWh.