Beranda ENERGI Migas Aico Energy Kembangkan LNG Di Indonesia

Aico Energy Kembangkan LNG Di Indonesia

Jakarta, TAMBANG – Pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair sebagai sumber energi di Indonesia terus digencarkan. Selain memiliki kegunaan secara praktis seperti bisa menjadi bahan bakar kendaraan, industri, pembangkit listrik serta bahan baku pembuatan pupuk, penggunaan gas alam cair berperan untuk mengurangi konsumsi dan impor Liquified Petroleum Gas (LPG).

 

Saat ini, Aico Energi sedang menggarap pasar di Kawasan Industri Makassar (KIMA). Kawasan ini tercatat sebagai kawasan industri pertama di Makassar yang memanfaatkan gas alam cair sebagai sumber energi.

 

CEO PT Aico Energi, Ainun Rochani mengatakan, gas alam cair bersifat tidak mudah terbakar dan mudah untuk diangkut. Meskipun dari sisi harga terbilang kalah murah dibandingkan gas pipa. Namun, LNG masih lebih efisien dibandingkan dengan LPG. Sehingga penggunaan gas alam cair dapat menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan bagi para pelaku industri

 

“LNG atau gas alam cair merupakan energi yang ramah lingkungan, oleh karena itu gas alam cair harus terus kita kembangkan pemanfaatannya di Indonesia. Selain lebih ramah lingkungan sehingga infrastrukturnya terjaga, gas alam cair juga dapat menghemat biaya sekitar 10 hingga 20 persen,” Ujarnya pada keterangannya di Jakarta (15/5).

 

Langkah awal ini, sebut Rochani, diharapkan akan disusul oleh tenant lainnya di dalam KIMA dan juga pelaku usaha industri lain di Makassar. Pihaknya juga melihat pertumbuhan industri di Makassar terus meningkat dari waktu ke waktu.

 

“Sejak tahun 2014 Aico Energi secara konsisten mengembangkan pasar LNG domestik dari mulai Industri Balikpapan, lanjut ke Ambon, Bali sampai Makassar. Saat ini kami juga terus mengembangkan gas alam cair sebagai Virtual Pipeline untuk kebutuhan industri bekerjasama dengan PT Pertagas Niaga (Pertamina Grup),” lanjutnya.

 

Sebagai informasi, sebanyak 100 juta British Thermal Unit (BTU) gas alam cair saat ini tengah dipasok ke KIMA setiap harinya dan digunakan untuk bahan bakar insirenator. Suplainya akan menggunakan filling station PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim). Gas alam cair tersebut kemudian dikemas dalam isotank yang kemudian diantarkan ke Makassar.