Beranda Korporasi Agincourt Berbagi Ilmu Tambang dengan Jurnalis

Agincourt Berbagi Ilmu Tambang dengan Jurnalis

Para peserta Media Capacity Building 2017 berfoto bersama. Total terdapat 30 wartawan/jurnalis dari 20 media massa di Medan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal yang menjadi peserta. (Foto: Istimewa)

Jakarta-TAMBANG – PT. Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe di Sumatera Utara (Sumut), menggelar program Media Capacity Building bagi para jurnalis media massa se-Provinsi Sumatera Utara. Ini adalah upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman para wartawan terkait aktivitas di pertambangan.

 

Program yang digelar pada 15-17 Desember lalu, menurut Senior Manager Corporate Communications PT. Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, adalah program yang digelar sejak tahun 2013 lalu.  Pada tahun 2017 ini, mengangkat tema “Manajemen Pengelolaan Lingkungan Pertambangan dan Pasca Tambang”.

 

Katarina menjelaskan, media massa adalah salah satu pemangku kepentingan kunci yang sangat berperan bagi kemajuan Tambang Emas Martabe. Hubungan baik yang terjalin antara media massa dengan perusahaan menjadi elemen penting untuk mempertahankan operasional tambang yang berkelanjutan.

 

“Media Capacity Building menjadi salah satu program andalan dari Departemen Komunikasi Korporat Tambang Emas Martabe sebagai tata kelola yang baik untuk menjaga hubungan dengan rekan-rekan media. Tak hanya itu, kami juga ingin rekan-rekan media lebih memahami bagaimana sebuah perusahaan pertambangan beroperasi sesuai peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, juga bagaimana operasional pertambangan yang berkelanjutan diterapkan,” jelas Katarina.

 

Adapun, kali ini tema besar pengelolaan lingkungan secara khusus dipilih untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para jurnalis, mengenai pengelolaan lingkungan pertambangan dan pasca tambang yang sesuai dengan regulasi pemerintah Indonesia. Kemudian,  penerapan reklamasi pasca tambang, bagaimana implementasi pengelolaan lingkungan pertambangan diterapkan oleh Tambang Emas Martabe. Serta bagaimana seharusnya media massa menyikapi berbagai isu lingkungan terhadap perusahaan pertambangan.

 

Program ini menghadirkan tiga fasilitator dalam kegiatan tersebut, yaitu  Irdika Mansur yang menjabat sebagai Direktur SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology), Managing Director Petromindo Group Alexander J. Ginting dan Candra Nugraha, Environmental Manager PT Agincourt Resources.

 

“Aspek lingkungan hidup sangat penting artinya bagi perusahaan tambang dan seluruh pemangku kepentingan di sekitar tambang. Kami berkomitmen terhadap praktik sustainable mining (pertambangan berkelanjutan, red) untuk meminimalkan dampak pertambangan terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati mulai tahap eksplorasi hingga pasca tambang. Tambang Emas Martabe berfokus pada pengelolaan dan pemantauan air, udara, tanah, reklamasi pengelolaan sampah, keanekaragaman hayati hingga sisa pembuangan tailing,” papar Katarina.

 

Tambang Emas Martabe memiliki beberapa inisiatif program lingkungan tambahan seperti penelitian spesies flora yang akan didokumentasikan menjadi sebuah buku atau katalog berisi spesimen herbarium tanaman hutan Batangtoru. Kemudian, mengembangkan tanaman lokal khas sebagai tanaman sisipan di area reklamasi serta menyusun konsep pusat pembelajaran konservasi dan agroforestry. Serta beberapa program kerjasama dengan Scorpion yayasan Margasatwa yang bersinergi dengan BKSDA, dalam upaya menyelamatkan dan menjaga fauna langka dari aktivitas ilegal.

 

“Ke depan, kami akan selalu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang kami harap dapat terus memberikan manfaat bagi rekan-rekan media, sekaligus juga mempererat hubungan baik perusahaan dengan media massa. Kami pun selalu terbuka untuk saran dan kritik konstruktif dari rekan-rekan media terkait operasional perusahaan. Kami berharap peningkatan kapasitas yang telah didapat rekan-rekan media melalui program ini dapat diterapkan guna meningkatkan kualitas pemberitaan mengenai industri pertambangan di Indonesia,” pungkas Katarina.