Beranda Korporasi 2017, PGE Bakal Jadi Pemasok Listrik Panas Bumi Terbesar di Indonesia

2017, PGE Bakal Jadi Pemasok Listrik Panas Bumi Terbesar di Indonesia

Pada 2017 akan ada sejumlah proyek pembangkit panas bumi milik PT Pertamina Geothermal mulai beroperasi. Ini akan menempatkan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini sebagai pemasok energi panas bumi terbesar di Indonesia. 
 
JAKARTA- TAMBANG- Total kapasitas terpasang dari Pembangkit lIstrik Panas Bumi di Indonesia sebesar 1437 MW. Dari jumlah tersebut, PT Pertamina Geothermal (PGE) sudah berkontribusi sebesar 437 MW. PGE sudah menyiapkan peta jalan pengembangan panas bumi sampai 2019. Setiap tahun sampai 2019, akan terjadi penambahan kapasitas listrik panas bumi dari PGE. Sampai 2019, ditargetkan kapasitas pembangkit milik PGE sebesar 907 MW. PGE menjadi penyumbang listrik terbesar di Indonesia dari panas bumi.
 
Irfan Zainuddin, Presiden Direktur PGE mengatakan, pada 2016, akumulasi kapasitas listrik terpasang PGE sebesar 607 MW atau terjadi penambahan sebesar 172 MW dari tahun 2015.  Kemudian pada 2017, terjadi penambahan 75 MW sehingga total kapasitas terpasang sebesar 672 MW.
 
“Di 2017 saja, kapasitas listrik terpasang kita, sudah lebih besar dari Chevron dan pengembang listrik panas bumi lainnya di Indonesia,” demikian dijelaskan Irfan Zainuddin kepada media akhgir pekan lalu.
 
Kemudian pada 2018, ditaergetkan kapasitas terpasang sebesar 797 MW atau terjadi penambahan 115 MW dan pada 2019, terjadi penambahan sebesar 110 MW sehingga total keseluruhan listrik terpasang dari pembangkit yang dikelola PGE sebesar 907 MW.
 
Dibandingkan dengan pengembang panas bumi lainnya, PGE terbilang ang paling progresif. Dari beberapa perusahaan pengembang panas bumi di Indonesia yang sudah eksisting, hanya PGE ang terus melakukan kegiatan ekplorasi, sementara yang lain, justru menghentikan kegiatan eksplorasi.
 
Pengembangan panas bumi yang dilakukan PGE terlihat dari pembangunan 8 PLTP secara pararel, edngan menggunakan dana pinjaman korporasi misalna untuk pengembangan PLTP Kamojang unit 5 ang sudah beroperasi pada Juli 2015 lalu. Dan juga untuk kegiatan pengembangan PLTP Karaha unit 1.
 
Institusi pendanaan global juga memberikan pinjaman lunak, seperti yang dilakukan oleh World Bank untuk pengembangan PLTP Ulubelu unit 3&4 dan PLTP Lahendong unit 5&6 juga pinjaman dari JICA untuk pengembangan PLTP Lumut Balai unit 1&2.  Kemudian dari fase eksplorasi, PGE sedang merencanakan eksplorasi di prospek Bukit Daun, Bengkulu dan Margabayur, Sumatera Selatan. Total investasi untuk pengembangan panas bumi sampai 2019, diperkirakan sebesar US$ 2,5 miliar.
 
“Sampai saat ini belum pernah ada di dunia sebuah perusahaan membangun 8 PLTP secara paralel, Ini merupakan prestasi tersendiri bagi PGE sebagai perusahaan anak bangsa,” demikian dijelaskan Irfan.
Irfan mengatakan, pembangkit listrik panas bumi yang dikelola oleh PGE sampai 2019, semuanya masuk dalam program 35 ribu MW.
Peresmian PLTP Kamojang unit 5 pada Juli 2015 lalu, menjadi tonggak bergairahnya pengembangan panas bumi yang dikelola oleh PGE. Selanjutna secara berturut, akan diikuti penyelesaian 7 PLTP milik Pertamina Geothermal Energy lainnya yaituPLTP Ulubelu Unit 3 & 4, di Lampung, PLTP Karaha Unit 1 di Jawa Barat, PLTP Lahendong Unit 5 & 6 dan PLTP Lumut Balai Unit 1&2 di Sumatera Selatan.