Jakarta, TAMBANG – Indonesia merupakan salah satu pemasok nikel terbesar dunia. Salah satu perusahaan Indonesia yaitu PT Aneka Tambang (Antam) Tbk menempati posisi keenam dari 10 proyek tambang nikel terbesar dunia.
Wilayah tambang Sangaji di Halmahera Timur, Maluku Utara yang dikembangkan Antam memiliki kandungan logam mencapai 2 juta ton. Proyek ini sedang dalam tahap eksplorasi lanjutan.
Mayoritas proyek tambang nikel terbesar dunia saat ini berada di Amerika Utara. Untuk mengidentifikasi cadangan nikel yang dapat menjadi bagian dari lanskap pasokan global di masa depan, Mining.com dan perusahaan saudaranya MiningIntelligence menyusun 10 proyek terbesar yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Mereka memeringkatnya berdasarkan sumber daya nikel yang terkandung dalam kategori terukur dan terindikasi.
Berikut ini 10 proyek nikel terbesar di dunia yang dirangkum tambang.co.id dari Mining.com, Jumat (19/3/2021).
Di posisi teratas ada proyek polimetalik Clarion-Clipperton Nori. Proyek ini dinamai zona dasar laut antara Hawaii dan Meksiko, dan merupakan bagian dari perairan internasional. Kontrak eksplorasi dipegang oleh Nauru Ocean Resources Inc., tetapi DeepGreen Metals memiliki akses eksklusif ke area ini. wilayah eksplorasi mencakup 75.000 km2 gabungan dan diperkirakan mengandung logam sekitar 4,8 juta ton dengan komoditas kobalt, tembaga, mangan, dan nikel.
Posisi kedua adalah deposit nikel-sulfida Dumont yang terletak di kamp pertambangan Abitibi Kanada. Setelah berproduksi, diharapkan dapat menjadi salah satu operasi nikel terbesar di dunia dengan produksi nikel tahunan rata-rata 39.000 ton selama lebih dari 30 tahun.
Di posisi ketiga adalah penemuan lapangan hijau FPX Nickel di Decar di British Columbia. Di mana deposit mengandung sedikit atau tidak ada sulfida, tetapi memiliki mineralisasi dalam bentuk paduan besi-nikel yang terjadi secara alami yang disebut awaruite. Proyek ini diperkirakan menghasilkan 37.369 ton konsentrat per tahun selama umur tambang 24 tahun.
Posisi keempat adalah proyek lain yang ditemukan di BC dengan ukuran yang sama tetapi dengan geologi yang berbeda, yaitu Proyek Turnagain yang dioperasikan oleh Giga Metals. Setelah dikembangkan, nikel sulfida ini mampu menghasilkan 33.000 ton nikel setahun selama 37 tahun, dengan produksi tahunan puncak sebesar 45.000 ton.
Menempati posisi kelima adalah proyek Twin Metals Antofagasta yang terletak di kamp pertambangan Duluth Complex di Minnesota. Tambang tersebut di bawah pengawasan ketat selama bertahun-tahun karena protes publik atas risiko lingkungan dan dihentikan selama kepresidenan Obama. Namun, kemudian dihidupkan kembali oleh pemerintahan Trump.
Pada posisi keenam adalah proyek PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Lalu empat proyek selanjutnya adalah Proyek Goongarrie andalan Ardea Resources di wilayah Kalgoorlie Australia, Proyek Crawford Nikel Kanada di kamp pertambangan Timmins-Cochrane Ontario, Proyek Mesaba Teck Resources, deposit sulfida terbesar di Kompleks Duluth Minnesota, dan Deposit Wingellina yang merupakan bagian dari proyek Central Musgrave Metals X di Australia.
Enam dari 10 proyek nikel teratas berada di Amerika Utara, termasuk tiga deposit Kanada yang semuanya berada di peringkat lima besar. Lalu empat proyek – NORI Clarion – Clipperton, Sangaji, Crawford dan Mesaba – sedang dalam tahap eksplorasi lanjutan. Kedua proyek British Columbia tersebut telah mencapai tahap Preliminary Economic Assessment (PEA). Proyek yang tersisa berada di Prefeasibility (PFS) atau Feasibility (FS).
Yang berada di bawah peringkat 10 teratas adalah deposit Yakabindie milik BHP, bagian dari divisi Nickel West penambang global di Australia. Proyek ini sedang dalam eksplorasi lanjutan.