Dalam kurun tiga tahun terakhir, Cipta Kridatama mengalami lompatan produksi. Ditarget bakal terus ekspansi. Kuncinya dengan memperkuat sinergi antarperusahaan yang bernaung di bawah grup ABM Investama dan Tiara Marga Trakindo. Selain itu, penguatan dari sisi budaya perusahaan juga jadi andalan untuk terus maju melahirkan berbagai inovasi.
Jakarta, TAMBANG – Puluhan tahun menggeluti dunia tambang membuat Feriwan Sinatra tak silau melihat banderol batu bara yang kini sedang terbang. Ia kenal betul, industri tambang sarat naik-turun. Dinamis. Menurutnya, seorang miners sejati tak pernah menggantungkan bisnisnya hanya saat harga tinggi. Untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan, penambang harus fokus operasional yang unggul. Saat harga komoditas jatuh, perusahaan tetap kuat.
Sejak 2017 silam, Feriwan memimpin Cipta Kridatama (CK), salah satu kontraktor kawakan di industri tambang Tanah Air, yang bernaung di bawah bendera grup ABM Investama bagian dari grup Tiara Marga Trakindo (TMT). Ia terus menggenjot CK untuk bertumbuh, dan kini masuk di pusaran lima besar kontraktor.
Soal pengalaman, Feriwan muda mengawali karirnya di PT Kaltim Prima Coal mulai awal lulus kuliah dari Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Selama 20 tahun, ia bekerja di perusahaan tambang batu bara dengan produksi paling jumbo sejagat Indonesia itu.
Salah satu keunggulan CK adalah punya cantolan grup besar yang memegang lini bisnis lengkap, mulai dari distributor alat berat, pemilik konsesi batu bara, hingga jasa logistik dan infrastruktur. Semuanya berafiliasi dengan grup TMT.
Terkait performa, pada tahun 2022 lalu, CK mencetak overburden sebanyak 203 juta bank cubic meter. Jika dirinci, di luar Borneo Indobara, CK menggarap sembilan tambang batu bara lainnya, yaitu PT Mifa Bersaudara, PT Kuansing Inti Makmur, PT Dizamatra Powerindo, PT Tunas Inti Abadi, PT Binuang Mitra Bersama, PT Energi Batubara Lestari, PT Borneo Indobara, dan PT Multi Harapan Utama.
Pada pertengahan Januari lalu, TAMBANG mewawancarai Feriwan. Selama lebih dari satu jam, Penghobi golf ini banyak bercerita soal berbagai strategi yang ia jalankan dalam membangun CK agar bisa terus bersaing berebut ceruk kontrak tambang batu bara.
Baca versi lengkap e-paper Majalah TAMBANG
Harga batu bara sedang bagus, semua pemain di industri tambang ketiban berkah. Menurut Anda, tren ini akan berlanjut sampai kapan? Bagaimana CK menyikapinya?
Tren harga batu bara memang naik terus. Berdasarkan informasi dari sejumlah analis, kondisi ini akan berlangsung paling tidak hingga dua tahun ke depan. Meski begitu, sebagai pemain lama di tambang, kami tetap waspada karena industri tambang sifatnya sangat dinamis.
Misalnya pada saat terjadi pandemi Covid-19, harga batu bara jatuh. Situasi berbagai lingkup bisnis mengalami gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Ini sangat terasa.
Kami melewati masa-masa sulit itu dengan memperkuat sinergi dengan sesama anak usaha di bawah grup ABM dan grup TMT. Kami saling membantu. Kalau bicara alat berat misalnya, kami punya PT Trakindo Utama, dealer alat berat Caterpillar, merek asal Amerika yang paling top di dunia. Urusan logistik, kami punya PT Cipta Krida Bahari. Untuk pasokan bahan bakar, kami punya PT Prima Wiguna Parama. Lalu ada PT Sanggar Sarana Baja yang menangani urusan engineering solution.
Ketika masa pagebluk, sinergi dijalankan dengan optimal sehingga kami bisa menghadapinya dengan baik. Kami tidak menurunkan produksi dan performa.
Saat harga komoditas tiba-tiba bagus dan melonjak jauh di luar prediksi, mitra kami minta meningkatkan produksi, kami siap dan tidak gelagapan untuk recovery. Apalagi sinergi dengan sektor pendukung di bawah grup ABM dan grup TMT sudah kuat, jadi kami bisa langsung gas maju.
Berdasarkan riset TAMBANG, pada tahun 2022, CK menempati urutan keempat di pusaran lima besar kontraktor tambang berdasarkan produksi overburden. Tiga tahun belakangan, CK mengalami lompatan produksi dari 96 juta bank cubic meter menjadi 179 juta lalu ke angka 203 juta. Apa resepnya?
Untuk mencapai ke titik yang sekarang, banyak hal yang kami lakukan. Mulai dari pembenahan dasar operasional, penyempurnaan manajemen organisasi, peningkatan kompetensi, dan sebagainya. Kami juga menerapkan digitalisasi.
Dua tahun terakhir, CK sudah menjalankan learning management system, yang bisa diikuti oleh seluruh karyawan melalui smartphone atau laptop. Lewat sini, karyawan bisa mengambil kursus dari mana saja, kapan saja.
Kami membangun sarana latihan untuk mekanik yang tidak harus pakai alat berat sungguhan, tapi dalam bentuk augmented reality. Teknologi ini mampu menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi menjadi nyata, kemudian memunculkannya atau memproyeksikannya secara real time.
Isi konten alat berat dalam augmented reality itu, persis menyerupai alat asli, sampai ke part yang paling kecil. Jadikitabisa melihat struktur mesin di dalam secara utuh, tahu ke mana alur oli dan fuel.
Jika bicara digitalisasi secara umum, mungkin banyak perusahaan lain yang lebih unggul. Tapi khusus soal inovasi augmented reality ini, kami berani bilang CK yang terdepan.
Inspirasi merancang augmented reality yang diimplementasikan untuk meningkatkan kempetensi mekanik, itu dari mana?
Pertama, kalau kita lihat perkembangan teknologi, metode tersebut banyak digunakan untuk keperluan gawai atau game. Jika untuk hiburan saja bisa, kami fikir, kenapa tidak dilakukan untuk keperluan bisnis.
Kedua, motivasi kami berangkat dari pain yang kami rasakan, latihan mekanik kerap tertunda karena unit tidak ada, atau kalau alatnya ada tapi lokasinya jauh. Misalnya kami butuh melatih mekanik di Aceh, tapi alatnya ada di Balikpapan. Dari situ kami ajak tenaga-tenaga muda kami untuk bersma-sama memecahkan masalah tersebut lewat digitalisasi
Jenis alat yang dibuat model dalam augmented reality itu hanya terbatas pada Caterpillar atau ada yang lain?
Ada juga yang lain, karena kami juga pakai merek lain sebagai penunjang yang jenisnya tidak disediakan Caterpillar.
Seberapa besar investasi CK untuk mengembangkan digitalisasi? Bagaimana perbandingan dengan keuntungannya secara bisnis?
Logikanya, dari tahun ke tahun kita berharap perusahaan akan semakin besar, dengan asumsi alat dan sumber daya manusia yang akan banyak juga. Sementara pada saat yang sama, kita dituntut untuk menjaga kualitas. Maka, mau tidak kami harus mengadopsi teknologi. Ini menjadi suatu keniscayaan.
Pengadaan teknologi sebenarnya erat dengan aspek keselamatan atau safety. Kalau bicara safety, tidak bisa ditakar dengan uang.
Sejauh ini, CK sudah memasang sejumlah sensor fatigue di kabin operator. Sehingga fatigue yang tadinya tidak terkuantifikasi, bisa dikuantifikasi. Kemudian secara internal kami kembangkan autobraking di threshold tertentu, alat berat akan mengerem otomatis dengan hati-hati.
Autobraking tersebut kini dikombinasikan dengan sensor jarak. Sehingga jika jarak antarkendaraan terkesan akan menabrak, kendaraan akan mengerem otomatis.
Memang, investasi pengembangan digitalisasi di awal cukup besar, tapi secara jangka panjang justru membantu perusahaan dalam meningkatkan kompetensi karyawan dan kualitas pelayanan kami. Balik lagi, sebagai seorang miners, kita harus berpikirnya jangka panjang.
Harga batu bara sedang tinggi, penambang berlomba-lomba meningkatkan produksi. Otomatis permintaan alat juga ikut naik. Merek-merek alat berat kawakan kewalahan memenuhi kebutuhan di lapangan, inden lama. Situasi ini dimanfaatkan merek pendatang baru asal Tiongkok yang kini membanjiri pasaran. Bagaimana pandangan Anda sebagai kontraktor yang punya ikatan dengan merek besar?
Terkait pemain alat berat Tiongkok yang mengambil kesempatan di Indonesia, menurut saya, itu wajar. Dengan kebutuhan yang sedang tinggi, sementara produsen alat berat mainstream punya kapasitas terbatas, maka niscaya akan muncul para pemain baru. Ini biasa dalam bisnis.
Tapi catatan saya, perusahaan tambang yang mature, tentu akan mempertimbangkan kualitas alat karena mainnya jangka panjang, tidak asal beli. Biasanya, perusahaan tambang yang mengesampingkan kualitas alat, itu adalah pemain yang hanya memanfaatkan situasi harga tinggi. Prinsipnya yang penting alat ada dulu, asal dia bisa kerja.
Artinya, pasar boleh saja banjir merek baru, tapi kita jangan lupa untuk melihat bagaimana kualitas alat tersebut. Tentu sebagai kontraktor, munculnya para pendatang baru akan membuat produsen semakin bersaing meningkatkan kualitas, kontraktor jadi ikut diuntugkan.
Soal target ke depan, apa ambisi CK? Apakah ada target untuk naik ke peringkat ketiga atau kedua sebagai kontraktor terbesar di Tanah Air?
Terkait hal itu, kami melihatnya secara optimis sekaligus realistis. Kami berharap pada tahun-tahun berikutnya bisa mengungguli kompetitor lain. Perlu ada tahapan menuju ke sana. Tapi kalau untuk naik ke peringkat ketiga atau kedua, kami yakin bisa.
Untuk target paling dekat, di tahun 2023 ini, kami akan mencapai overburden sebanyak 260 juta bank cubic meter.
Kami sedang melebarkan sayap untuk tidak hanya menggarap tambang batu bara, tapi juga ke mineral. Sejauh ini sudah ada negosiasi.
Bagaimana kiat dan strateginya untuk bisa mencapai target tersebut?
Selain dengan membuat strategi yang matang, kami juga menguatkan nilai-nilai perusahaan, yaitu budaya juara atau winning culture. Itu jargon kami. Orang-orang yang terlibat di struktur perusahaan harus bisa mengembangkan budaya juara. Di manapun tempatnya, kita harus jadi yang paling unggul. Manajemen dan seluruh karyawan terlibat.
Kami menciptakan atmosfer kerja yang cair dan asik, leader-leader lebih terbuka dalam memberi ide. Sebaliknya, tim di lapangan juga tidak perlu canggung untuk memberikan saran dan masukan.
Selain fatigue sensor, autobraking dan augmented reality kami juga mempunyai fuel management system yang baik sehingga semua data terintegrasi dan meminimalisir kemungkinan kecurangan. Data pergerakan solar dari mulai penerimaan transportir, tangki timbun, pit stop, fuel truck dan alat apapun, tercatat melalui radio frequency identification (RFID) yang unik di setiap alat. Data otomatis akan masuk server secara semi real time.
Strategi lainnya, kami memiliki fresh graduate development program, untuk sarjana dari berbagai kampus, dan untuk masyarakat fresh green operator untuk masyarakat lokal. Mereka diajarkan banyak hal. Dari semula tidak tahu apa-apa, sampai bisa membawa alat berat sendiri. Sehingga, mereka memiliki keterikatan emosional yang bagus dengan CK. Mereka merasa bahwa perusahaan adalah rumah, bukan tempat kerja. Ada militansi di sana. Ini bagian dari program perusahaan dalam mencetak personal excellent.