Beijing, TAMBANG – Publik China dan pejabat pemerintahan Amerika Serikat (AS), berharap besar Wakil Presiden China, Wang Qishan, turun tangan menyelesaikan perang dagang antara AS dan China yang sedang berlangsung.
Wang Qishan memang dikenal peran utamanya sebagai “Pemadam kebakaran” untuk menangani kasus-kasus krusial seperti korupsi dan keuangan domestik. Wang juga seperti dilansir Reuters pada Senin (9/7) dikenal berpengalaman memiliki urusan dengan AS, terutama ketiak menjadi wakil perdana menteri .
Harapan terhadap Wang memang tinggi, pasalnya, sebelum pengangkatannya sebagai Wakil Presiden China pada Maret lal, Wang telah mengadakan pertamuan pribadi dengan Duta Besar AS untuk China Terry Branstad dan dengan mantan penasihat Trump, Steve Bannon. Dia juga kerap mengadakan pertemuan tertutup dengan para eksekutif AS dalam beberapa bulan terakhir.
Jelas, ketidak munculan Wang dalam penyelesaian perang dagang dengan AS ini menjadi pertanda buruk bagi hubungan kedua negara tersebut.
“Wang Qishan akan terus berpergian kemana saja naik pesawat, sampai ada jaminan yang jauh lebih besar adanya kesepakatan yang diambil.” Kata Scott Kennedy, Wakil Direktur Pusat Kajian China Center for Strategic and International Studies di Washington, seperti dilansir Reuters, Senin (9/7).
Hanya saja, ketidakmunculannya kali ini , menimbulkan spekulasi bahwa bagaimanapun perang dagang ini sulit untuk diselesaikan dengan cepat. Sebab, sudah menjadi kebiasaaan Wang, dia akan terlibat dalam negosiasi jika dia sudah bisa menghitung dan mendapatkan cara negosiasi mendapatkan hasil yang tepat. Mungkin Wang juga terkecewakan dengan sikan Presiden Trump saat ini, atau posisi Wang dikunci dalam pemerintahan China untuk tidak turut andil menyelesaikan konflik ini.
Sementara itu, putaran terakhir pembicaraan perdagangan dengan Washington, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri China Liu He, gagal menghadang keputusan AS untuk memberlakukan tarif hukuman atas impor Cina senilai USD34 miliar pada Jumat (6/7), dengan USD16 miliar barang lainnya akan ditargetkan dalam hitungan detik bertahap. China membalas dengan tarifnya sendiri yang meningkat pada USD34 miliar impor AS ke China.