Nusa Dua, BALI-TAMBANG. Wakil Presiden Jusuf Kalla resmi membuka Bali Clean Energy Forum (BCEF) yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, pada 11-12 February 2016.
Bali Clean Energy Forum merupakan pertemuan yang dihadiri perwakilan Pemerintah, kalangan pengusaha di sektor energi baru dan terbarukan.
Dalam kesempatan ini Wapres Jusuf Kalla mengatakan energi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia.
Dari sisi Indonesia menurut Waprs listrik hampir semua dimulai dengan diesel, batu bara dan kemudian mulai beralih ke energi terbarukan seperti panas bumi.
Namun disadari bahwa mengembangkan energi terbarukan tidak mudah karena investasinya lebih besar. Selain itu persoalan teknologi juga menjadi salah satu yang harus diperhatikan. Oleh karenanya menurut Wapres menjadi penting dalam pertemuan kali ini mengedepankan aspek teknologi dan kerjasama.
“Indonesia punya sumber daya energi yang beragam dan besar namun tidak punya kemampuan untuk mengembangkannya khusus di energi baru dan terbarukan,” kata Jusuf Kalla.
Sementara Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh kurang lebih 26 negara, para tenaga ahli dan pelaku usaha di sektor energi baru dan terbarukan dari seluruh dunia.
Menurut Menteri Sudirman ada setidaknya tiga hal penting yang mendasari kegiatan Bali Clean Energy Forum yang digagas atas kerjasama Kementrian ESDM dengan International Energy Association (IEA).
Pertama, sejak tahun lalu Indonesia kembali aktif dan menjadi anggota OPEC. Dan pada saat bersamaan Indonesia menjadi anggota dari IEA yang mana didalamnya ada negara-negara yang masuk dalam kelompok OECD yang sudah maju dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBTK).
Kemudian Indonesia juga telah menyatakan komitmen dalam pertemuan di Paris, Prancis untuk mengurangi emisi. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 29 persen dan sampai 41 persen dengan bantuan negara lain.
Rencana ini bisa terwujud salah satunya dengan mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kegiatan yang akan diisi dengan paparan ahli, sharing dan juga penandatanganan kerjasama diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mendorong pengembanngan energi baru dan terbarukan di Indonesia. Jumlah persertanya hingga 1200 orang.
Dalam kegiatan ini akan ada beberapa penandatangan kerja sama di sektor energi baru dan terbarukan. Total nilai yang berhasil disepakati mencapai Rp. 47 triliun dan mampu menyerap enaga kerja hingga 18 ribu orang.