Jakarta-TAMBANG. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar membuka seminar Indonesia Mining Outlook 2017 yang diselenggarakan Majalah TAMBANG. Dalam sambutannya, Archandra menyebut tiga masalah yang dihadapi dunia pertambangan dan migas saat ini yakni politik, teknologi dan suku bunga perbankan.
Menurut Arcandra kegiatan di sektor energi dan pertambangan selama ini sering diganggu oleh persoalan politik. Hal ini yang membuat arah kebijakan termasuk di sektor pertambangan tidak bisa terlepas dari pengaruh dan campur tangan politik.
Ia mengakui bahwa arah kebijakan Pemerintah tidak bisa memuaskan semua pihak namun setidaknya Pemerintah tidak kehilangan rasa adil, jujur, dan integritas. “Kami selalu terbuka untuk diskusi yang sifatnya substansial,”katanya di Jakarta, (1/3).
Masalah kedua terkait dengan teknologi. Ini terlihat dari kenyataan selama ini bahwa perusahaan lokal masih sulit melakukan penambangan bawah tanah tanpa bantuan teknologi asing. Bahkan teknologi pertambangan yang dijalankan di Indonesia saat ini paling tua.
Oleh karenanya menurut Archandra ke depan Pemerintah akan mendorong pemanfaatan teknologi yang lebih maju bagi perusahaan dalam negeri. “Tujuannya tidak lagi agar kita bisa bersaing dengan perusahaan asing dan kegiatan sektor pertambangan akan lebih efisien. Selain itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu ditingkatkan,”ungkapnya.
Dan masalah ketiga dari sisi pembiayaan. Perbankan di Indonesia memberikan bunga pinjaman tinggi untuk sektor tambang dengan besaran sekitar 10 sampai 11%. Padahal, di negara lain seperti Amerika Serikat (AS), bunga pinjaman berjangka 30 tahun saja hanya 3% setiap tahun.
Dengan bunga tinggi ini, investor akan kesulitan mendapat pendanaan nasional dan semakin bergantung pada pendanaan dari pihak asing. “Dari sisi komersial, pendanaan, we have a problem. Kita harus bicara tentang how to narrow down our interest rate sehingga pengusaha bisa nyaman dan bisa bersaing,” pungkasnya Arcandra.
Seminar Indonesia Mining Outlook yang dilaksanakan Majalah TAMBANG merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Tujuan tidak lain membedah sektor pertambangan dan mineral dari sisi regulasi, pasar dan peluang usaha.
Seminar ini dihadiri oleh stakeholder di sektor pertambangan mulai dari pengambil kebijakan, pelaku usaha di sektor pertambangan termasuk usaha jasa pendukung lainnya.