Jakarta, TAMBANG – PT Vale Indonesia masih menyimpan nama investor asal China, yang akan membangun smelter nikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.
Direktur Utama PT Vale Indonesia, Nico Kanter mengatakan, alasan menggandeng investor China salah satunya adalah kemampuan membangun smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
“Nanti satu-satu, masih proses, nanti kami akan beritahukan secara resmi investor China yang akan kerja sama,” kata Nico Kanter, usai menjadi pembicara di CEO Forum 2019, di Jakarta, Rabu (27/2).
Pilihan terhadap investor China, tentu mengubah pandangan Vale terhadap komitmen sustainibility khususnya teknologi ramah lingkungan yang dimiliki China. Menanggapi itu, Nico menilai ada juga teknologi dari China yang memenuhi standar ramah lingkungan Vale.
“Ada juga yang lain. Kita tetap pegang kendali soal itu (teknologi ramah lingkungan), bahwa mereka nanti yang akan tunduk terhadap aturan Vale. Kita tidak akan pernah meninggalkan teknologi ramah lingkungan,” tukas Nico.
Saat ini menurutnya, tahapan menuju pembangunan smelter China masih dalam proses tender.