Beranda Tambang Today Usai Terbakar, Pembangunan Smelter Freeport Dinilai Terkesan Kejar Tayang

Usai Terbakar, Pembangunan Smelter Freeport Dinilai Terkesan Kejar Tayang

Smelter Freeport
Sumber: X

Jakarta, TAMBANG – Terbakarnya smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI) di JIIPE, Gresik, Jawa Timur mengejutkan publik. Pasalnya, proyek yang menghabiskan dana Rp 56 triliun ini belum genap satu bulan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menyesalkan insiden ini dan menilai pembangunan smelter single line terbesar di dunia tersebut terkesan kejar tayang.

“Ini kan fasilitas yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi.  Kita menyesalkan terjadinya ledakan di fasilitas baru seperti ini.  Ini artinya pengerjaannya tidak sempurna. Terkesan kejar tayang,” ungkap Mulyanto kepada tambang.co.id, Selasa (15/10).

Senator Bidang Energi ini khawatir percepatan pembangunan Smelter Manyar sebagai dalih PTFI untuk memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat tembaga yang waktunya bakal habis Desember 2024.

“Saya khawatir ini menjadi alasan bagi Freeport untuk minta perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaganya yang dua bulan lagi akan habis,” imbuh Mulyanto.

Freeport Hentikan Produksi Smelter Manyar JIIPE dan Investigasi Penyebab Kebakaran

Konsentrat tembaga, lumpur anoda dan mineral logam lainnya sudah dilarang ekspor hingga 31 Mei 2024. Namun, Presiden Jokowi memberi relaksasi perpanjangan ekspor hingga 31 Desember 2024 lewat revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 10 tahun 2024.

Dikabarkan, khusus untuk PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) akan ada sinyal perpanjangan ekspor konsentrat lagi di tahun 2025 mendatang.

Terkait hal ini, Mulyanto berharap Pemerintah tidak lagi memanjakan Freeport dengan segala kemudahan termasuk mengotak-atik regulasi yang sudah ditetapkan. Menurut Mulyanto, relaksasi ekspor konsentrat tembaga sudah merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba).

“Pemerintah jangan memanjakan Freeport dengan berbagai kemudahan seperti relaksasi ekspor konsentrat tembaga dengan secara langsung melanggar UU Minerba,” beber Mulyanto.

Menurut Mulyanto perlakuan khusus Pemerintah kepada Freeport juga terlihat dari perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang terkesan saklek hingga cadangannya habis.

“Termasuk juga dengan merubah PP Minerba untuk memberi perpanjangan izin penambangan Freeport sampai cadangan tambang di wilayah tambangnya ludes,” pungkas Mulyanto.

Sebagai informasi, Smelter Manyar merupakan smelter kedua PTFI yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin, 23 September 2024 lalu. 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini