Jakarta, TAMBANG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menekankan sejumlah terobosan yang telah dicapai pemerintahan Joko Widodo, seperti pembangunan infrastruktur, stabilitas makro-ekonomi dan penganggulangan kemiskinan, dalam penutupan Indonesia Economic Forum (IEF) 2018, di Jakarta, Kamis (23/11).
Luhut menambahkan, selama lima tahun ke depan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan pemerintahannya untuk berkonsentrasi pada pengembangan sumber daya manusia. Ia juga menyinggung bagaimana Indonesia harus menanggapi ketidakpastian ekonomi dan politik global yang berkembang di Asia. Luhut mencatat bahwa Indonesia akan bekerja berdampingan dengan kedua kekuatan tersebut dan pemerintah akan terus menarik investasi dari Amerika Serikat (AS) dan China.
“Kami telah mencapai banyak hal, dan menerapkan program serta mengelola negara sebesar Indonesia tidaklah mudah. Saya mengukur pencapaian kami berdasarkan data, bukan perasaan, dan saya selalu memeriksa dan melakukan verifikasi atas apa pun yang dilaporkan ke saya,” kata Luhut saat menutup IEF 2018, Kamis (22/11).
Sebelumnya, dalam IEF 2018 ini, para pemimpin politik, bisnis, pemerintah dan komunitas sipil berkumpul di Indonesia Economic Forum (IEF) tahunan yang kelima untuk membahas agenda ekonomi dan sosial negara selama lima tahun ke depan. Tema utama untuk IEF tahun ini difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur; dan swasembada pangan dan energi.
Lebih dari 350 peserta dari berbagai kalangan menghadiri forum yang menampilkan pembicara seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan, mantan Menteri Perdagangan dan pendiri Grup Ancora Gita Wirjawan, pendiri dan Ketua Partai Gerindra yang juga calon Presiden RI Prabowo Subianto, Ketua BKPM Tom Lembong, dan Calon Wakil Presiden RI Sandiaga Uno,.
Forum ini juga menampilkan diskusi panel yang membahas dampak pemilu 2019 terhadap perekonomian antara lain, peningkatan ekonomi digital, pemberdayaan Indonesia melalui energi terbarukan. Kemudian, pendidikan dan pekerjaan di masa mendatang, serta pendidikan berbasis science, technology, engineering dan math (STEAM) – peningkatan kapasitas generasi muda untuk masa depan.
Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global yang timbul karena perang dagang antara Amerika Serikat dan China, para pembicara pun membahas berbagai prioritas utama di bidang ekonomi untuk perkembangan di Indonesia.
Dalam sambutannya, Shoeb Kagda, pendiri Forum Ekonomi Indonesia mengatakan, jika Indonesia ingin mencapai tujuannya masuk sebagai lima besar ekonomi dunia pada 2045, maka perlu diciptakan lebih banyak pusat pertumbuhan di negeri ini. Berbagai pusat pertumbuhan ini tidak dapat tumbuh sendiri dan saling terhubung satu sama lain.
“Kita hidup di era konektivitas. Tidak hanya konektivitas fisik melalui jalan, jembatan dan bandara, tetapi juga konektivitas digital yang tengah berkembang dalam interaksi antar sesama manusia maupun antara manusia dengan mesin,” kata Shoeb Kagda.
Sementara, mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam pidatonya secara khusus menyinggung pentingnya meningkatkan konektivitas seperti jalan dan listrik sebagai faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Jika Indonesia konsisten dengan misi pengembangan sumber daya manusia dan konektivitasnya, maka Indonesia akan memiliki PDB sebesar 14 triliun dolar AS pada 2045,” kata Gita Wirjawan.