Jakarta, TAMBANG – Dalam waktu dekat PT Timah Tbk akan mempunyai teknologi peleburan baru (smelter) dengan tingkat recovery mencapai 98-99 persen. Hal ini disampaikan Kepala Unit Metalurgi Peleburan Timah Mentok, Wiyono saat ditemui di lokasi, Kamis (23/6).
“Recoverynya kan lebih tinggi, Recovery kita saat ini rata-rata 96,7 mungkin dengan ini bisa naik, 98 sampai 99,” kata Wiyono.
Teknologi TSL Ausmelt ini kata dia sengaja digunakan PT Timah lantaran sumber daya yang akan digalakkan ke depan adalah ore primery. TSL Ausmelt juga dinilai lebih ramah lingkungan karena emisi yang dikeluarkan dari cerobong lebih rendah dibanding dengan teknologi peleburan sebelumnya.
“Kenapa kita ausmelt, di samping pertimbangan kita sumber dayanya ke arah primer, primeri ore. Ke dua menuju green teknologi. Jadi sekarang kan banyak isu-isu lingkungan salah satu keunggulan ausmelt itu kan untuk mengakomodir seperti Exhaust, jadi udara yang dilepas itu lebih rendah, kemudian lebih efisien,” jelasnya.
Wiyono menuturkan bahwa penggunaan teknologi yang tengah dikerjakan PT Wika Tbk dan Outotec Pty Ltd ini juga akan menekan tingkat waste (limbah) yang biasanya 5 ton menjadi kurang seiring dengan kenaikan recovery tadi.
“Wastenya kurang dan recoverynya akan naik. Recovery itu tingkat efisiensi. Misalnya kita masukan timah 100 ton kalau 100 persen kan tetap 100 ton juga tapi ini yang keluar biasanya 95 ton, artinya ada 5 ton yang jadi waste, limbah. Dengan ini recovery bisa naik 1,5 sampai 2 persen,” tuturnya.
Saat ini, proses pengerjaan smelter yang mampu menyerap timah kadar rendah ini sudah mencapai 95 persen. Menurut Wiyono, jika Ausmelt ini sudah beroperasi, bangunan lama akan dijadikan sebagai stand by unit.
“Pengerjaan sudah 95 persen. ada proses transisi kurang lebih dua tahun. Nanti yang lama akan menjadi standby unit,” jelasnya.
Sebelumnya dijelaskan, Smelter baru ini direncanakan akan commercial operating date (COD) pada semester II 2022. Direktur Utama PT Timah,Tbk Achmad Ardianto menyebut kemajuan pembangunan fisik sampai kuartal I sudah mencapai 91%, di mana saat ini pihaknya sudah melakukan pengetesan alat.
“Untuk alat-alat saat ini self running sudah mulai. Kalau dari teknikal saat ini gak ada isu juga terkait pengiriman barang. Rencana Commissioning Operation Date (COD) itu di Semester II tepatnya di kuartal 2022,” kata Achmad beberapa waktu lalu.