Jakarta, TAMBANG – PT Vale Indonesia (VALE) telah mereklamasi lahan pascatambang seluas 295,43 hektare (ha) sepanjang 2022. Capaian ini satu persen lebih tinggi dari yang ditargetkan yaitu sebesar 293,44 ha dengan jumlah pohon ditanam sebanyak 179.993 pohon.
Sehingga total luas lahan yang direhabilitasi dan direklamasi hingga 2022 mencapai 3.500,22 ha. Fokus rehabilitasi juga dilakukan pada daerah aliran sungai (DAS) di luar area konsesi seluas 10.000 Ha.
“Selama tahun 2022 kami mencatatkan pencapaian positif kinerja pengelolaan lingkungan, sosial, tata kelola, serta ekonomi. Dalam mewujudkan komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) absolut cakupan satu dan dua sebesar 33% pada tahun 2030 dan menuju net zero emisi tahun 2050,” ungkap CEO VALE, Febriany dalam keterangannya, dikutip Selasa (18/).
Selain itu, VALE mendapat kepercayaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk merehabilitasi DAS seluas 435 ha di enam wilayah kecamatan di Provinsi Jawa Barat. Hingga 2022, PT Vale telah menyerahkan 140 ha lahan kritis pada DAS yang telah direhabilitasi kepada Kementerian LHK.
VALE mengalokasikan dana untuk pengelolaan lingkungan Tahun 2022 sebesar USD 20.142.498 untuk area Sorowako dan Pomalaa.
Pada sisi konservasi keanekaragaman hayati VALE melakukan konservasi spesies fauna maupun flora dilindungi dan terancam punah. Berdasar hasil studi bersama Universitas Hasanuddin sejak tahun 2020, diketahui di wilayah operasi pertambangan Blok Sorowako ada 43 spesies dilindungi berdasarkan Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
“Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas dukungan yang diberikan kepada PT Vale dalam menerapkan praktik-praktik keberlanjutan. Kami berharap dukungan yang diberikan akan terus berlanjut dan kerja sama yang sudah terbangun menjadi lebih baik lagi untuk mengantarkan PT Vale mewujudkan ambisi menjadi pionir praktik praktik pertambangan berkelanjutan di Indonesia bahkan dunia,” tambah Febriany.