Jakarta – TAMBANG. Target produksi batubara PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) pada tahun 2016 sebesar 5-7 juta ton. Tujuannya adalah untuk menjalankan tambang secara disiplin yang memaksimalkan hasil produksi yang menguntungkan tanpa mengorbankan cadangan.
Perseroan saat ini juga menerapkan strategi marketing dengan mengembangkan pasar lain. Selain itu juga selalu menyuguhkan after sales yang baik serta meningkatkan kualitas pengiriman produk.
Direktur Utama Toba Bara Sejahtera, Justarina Naiborhu mengatakan pada tahun lalu perseroan membukukan laba bersih sebesar US$11,35 juta dan yang dibagikan ke pemegang saham sebesar Rp 1,13 juta. Sementara laba yang ditahan sebesar US$10,1 juta dan sisanya US$113.560 digunakan sebagai dana cadangan.
Laba bersih TOBA ini merosot 37,58% pada tahun lalu dibandingkan perolehan laba tahun sebelumnya yang mencapai US$18,19 juta. Pendapatan perseroan juga turun sekitar 30,26% dari tahun sebelumnya US$499,96 juta menjadi US$348,66 juta.
Laba bersih perseroan pada kuartal I 2016 turun drastis lebih dari dari 50%, dari US$10,5 juta periode yang sama tahun lalu menjadi US$5,1 juta. Penurunan laba dikarenakan turunnya penjualan perseroan sebesar 43%, dari US$111,7 juta pada kuartal I 2015 menjadi hanya US$63,5 juta.
TOBA menganggarkan US$10 juta untuk belanja modal tahun ini. Namun, anggaran yang sudah dibelanjakan Toba Bara hingga Maret 2016 baru sebesar US$2 Juta atau 20% dari total belanja modal.
“Dana yang terserap minim banget. Dana yang sudah digunakan untuk perbaikan jalan, jadi lebih banyak peremajaan dan pemeliharaan. Kami tidak ada investasi baru,” ujar Justraina.
Perseroan saat ini melakukan penghematan dalam membelanjakan anggaran karena alokasi belanja modal hanya untuk pemeliharaan tambang.