Jakarta-TAMBANG. PT Timah (Persero) berencana membangun pabrik pengolahan tanah jarang pada pertengahan tahun 2016, di Muntok, Bangka Barat. Dalam pengerjaan proyek tersebut, emiten berkode saham TINS itu bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
Sekretaris Perusahaan Timah, Agung Nugroho menuturkan setelah sukses membangun pilot project pabrik tanah jarang berkapasitas 1.500 kilogram (kg) per tahun dengan nilai investasi Rp40 miliar, pertengahan 2016 perseroan akan kembali membangun pabrik berskala industri.
Selain Batan, Timah juga bekerjasama dengan perusahaan BUMN. Sayangnya, Agung belum bisa menyebutkan nama BUMN tersebut. “Kami bekerjasama dengan Batan juga BUMN lain,” jelasnya, Rabu (2/3).
Untuk Investasi, Agung juga masih keberatan menyebutkan angkanya. Sementara untuk kapasitas produksi, ia mengatakan sekitar 500 ton per tahun. Nantinya, produk tanah jarang itu akan dipasarkan ke luar negeri. “Perusahaan teknologi seperti Apple berminat paad produk ini,” katanya. Targetnya, pabrik tanah jarang berskala Industri itu bisa beroperasi pada 2018.