Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sedang berpacu dengan waktu untuk mengejar target melistriki 49 titik pulau terluar dan daerah perbatasan. PLN akan menggunakan genset disel yang akan dipasang di lokasi yang telah ditentukan. Total kapasitas produksinya mencapai 67,8 MW.
Kepala Divisi Pengadaan BBM dan Gas, PT PLN, Chairani Rachmatullah mengatakan, PLN tidak akan membuka tender pengadaaan bahan bakar minyak (BBM) baru untuk memenuhi kebutuhan pembangkit di pulau terluar dan lebih memilih menggunakan kontrak yang sudah eksisting. “Karena kalau tender baru nanti malah lama pakai harus siapkan fasilitas infrastruktur penerimaan,” kata Chairani kepada Majalah TAMBANG, Selasa (23/6).
Kebutuhan BBM untuk pembangkit di pulau terluar itu, kata Chairani, juga tidak terlalu banyak. Prosentasenya sangat kecil dibandingkan kebutuhan BBM untuk pembangkit disel PLN yang lain. Sayang, ia enggan menyebut berapa total kebutuhannya. Meskipun begitu Chairani memastikan bahwa pengadaan BBM itu tidak akan mengganggu keuangan dan kinerja PLN.
“Tidak mengganggu kinerja PLN tapi bermanfaat bagi keutuhan negara kesatuan jadi PLN akan menjalankan penugasan ini,” sebutnya.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Alihuddin Sitompul mengatakan bahwa proyek yang dikerjakan PLN ini adalah proyek terburu-buru. Ali, sapaannya, memaparkan seharusnya untuk pulau terluar PLN tidak lagi menggunakan disel. Kendala yang dihadapi setelah pembangkit beroperasi adalah jaminan pasokan BBM untuk bahan bakar pembangkit.
“Jarak yang jauh dan cuaca ekstrim seringkali menjadi kendala pengoperasian pembangkit listrik tenaga disel tersebut. Apabila ombak sedang tinggi, pemasok BBM akan kesulitan mencapai lokasi dan berdampak pada operasional pembangkit,” ungkap Ali.
Menanggapi ini, Chairini menyakinkan bahwa PT PLN sudah memikirkan bagaimana mengatasi medan yang sulit ditempuh dengan melakukan pengadaan transporter baru di wilayah yang memerlukannya. Mekanismenya tidak harus melalui tender tapi meminta pengajuan ulang ke perusahaan kontraktor bidang transportasi yang kontraknya masih berlaku.
“Untuk tahun ini yang penting listrik nyala dulu lah Agustus nanti.”