Jakarta, TAMBANG – Selain mengirimkan bantuan berupa logistik, Pemerintah Indonesia juga menerjunkan Tim Kemanusiaan yang di antaranya Urban Search and Rescue (USAR) dari Basarnas dan BNPB untuk membantu proses pencarian korban gempa Turki bermagnitudo 7,8. Tim sudah tiba di Adana Sarkipasa, pada Minggu (12/2).
Sesampainya di Bandar Udara Adana Sarkipasa, Turki, para personel mendapatkan arahan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia dan melanjutkan perjalanan menuju Antakya, Hatay, yang berjarak sekitar 199 km.
Dubes Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal yang menyambut Tim Kemanusiaan Indonesia di Adana menyampaikan beberapa informasi perkembangan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8. Di hadapan tim USAR, Iqbal mengatakan, sampai dengan malam tadi (11/2), tim penolong masih menyelamatkan beberapa warga hidup yang berada di reruntuhan.
“Faktanya sampai kemarin malam masih ditemukan yang masih hidup,” ujar Iqbal di Adana, sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi, Senin (13/2).
Menurutnya, hal tersebut menunjukkan masih ada peluang untuk menyelamatkan para korban. Di samping itu, Iqbal menginformasikan masyarakat setempat terkadang tidak dapat membedakan antara personel SAR dan bantuan kemanusiaan. Ini dapat memicu tekanan kepada responder SAR di lapangan.
“Masyarakat tidak melihat SAR untuk menolong, tetapi masyarakat mengharapkan (tim SAR) datang membawa bantuan,” ujarnya.
Menyikapi kondisi seperti itu, pihak Kedubes telah menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi situasi yang diharapkan masyarakat.
Pada kondisi lain, Dubes juga mengatakan, masyarakat terkadang menuntut tim SAR untuk mencari anggota keluarga yang masih di dalam reruntuhan bangunan tanpa melihat kemampuan yang dimiliki oleh tim SAR yang ada di lokasi.
“Jadi ketika masyarakat melihat ada bangunan dan berharap keluarganya yang ada di situ dapat segera dievakuasi, sementara tim rescue tidak berani karena mereka menilai ini tidak aman untuk bekerja. Atau ini hanya dapat dilakukan oleh heavy USAR,” tambahnya.
Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan.
Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia, Bambang Surya Putra menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR.
“Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” ujar Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.
Seusai briefing, Tim Kemanusiaan Indonesia yang didampingi Dubes dan relawan bertolak menuju Antkaya, Hatay.
Untuk diketahui, Tim Kemanusiaan Indonesia ini berasal dari BNPB, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Basarnas. Basarnas menerjunkan 47 personel USAR dengan klasifikasi medium yang tersertifikasi Insarag atau International Search and Rescue Advisory Group.
Tim USAR tersebut akan didukung tiga ekor anjing dengan kategori SAR dog dan K-9.
Pengiriman tim pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) masih sangat dibutuhkan di lokasi reruntuhan bangunan.
Tim USAR Basarnas akan bekerja di sektor 5 di Hatay bersama dengan tim Usar Meksiko dan Portugal. Selain tim tersebut, Pemerintah Indonesia akan menurunkan tim medis tipe 2 dan bantuan logistik.
Gempa bumi M7,8 yang terjadi di Turki ini telah berdampak luar biasa pada jatuhnya korban jiwa. Badan penanggulangan bencana negara ini atau AFAD mencatat per 11 Februari 2023, korban meninggal dunia berjumlah 22.327 jiwa, luka-luka 80.278 dan mereka yang terdampak mencapai 13, 5 juta.