Jakarta, TAMBANG – Teknologi digital memiliki peran kunci untuk membantu industri pertambangan dalam mencapai target Environmental, Social, and Governance (ESG). Apalagi, aspek ESG menjadi rujukan utama investor dewasa ini sebelum dia menanamkan modalnya di Perusahaan bersangkutan.
Direktur Health, Safety, and Environment (HSE), Harita Nickel (PT Trimegah Bangun Persada Tbk), Tonny Gultom menyebut pihaknya fokus pada tiga aspek dalam mengimplementasikan program keberlanjutan tersebut yaitu tata kelola yang baik, hak asasi manusia (HAM) dan perubahan iklim.
“Terkait ESG, kami fokus pada tiga hal yaitu untuk good governance, human right dan climate change,” ujar Tonny dalam Mining Innovation Summit: Sustainability in Mining yang diselenggarakan Majalah TAMBANG dan Dassault Systèmes di Jakarta, Rabu (22/11).
Untuk mengimplementasikan ketiga aspek tadi, Harita Nickel (Harita) membuat program-program konkrit. Bahkan pihaknya membuat komite keberlanjutan yang bertanggung jawab untuk mengawal dan memastikan programnya berjalan dengan baik.
“Di sini juga kami ada komite keberlanjutan yang berfungsi untuk mengawal dan memastikan bahwa semua program itu dapat dilaksanakan. Bahkan ada tindakan-tindakan korektif yang harus kami lakukan,” ucap dia.
Penerapan teknologi dan digitalisasi yang dilakukan Harita terbilang kompleks mulai dari proses eksplorasi, operasi produksi hingga pengelolaan lingkungan. Sebagai contoh, pihaknya menggunakan alat SPARING untuk mengukur kadar parameter kualitas air permukaan dan debitnya melalui pengukuran dan pelaporan secara otomatis dan terus menerus.
“Kalau SPARING ini sudah terkoneksi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jadi ketahuan (kualitasnya),” jelas dia.
“Dua hal yang kami tekankan dalam operasional adalah dampak sosial dan dampak lingkungan. Nah ini pada waktu pertama nambang sudah kami lakukan,” imbuh dia.
Atas komitmennya tersebut, Harita telah menerima 45 penghargaan bergengsi, termasuk terkait keberlanjutan dalam rentang waktu 2017 sampai September 2023.
Hal serupa dilakukan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Perusahaan tambang emas dan tembaga ini bahkan mendapat rating A dari MSCI ESG Rating.
“Dengan predikat ini MDKA adalah satu-satunya perusahaan tambang yang dapat rating A. MSCI ini merupakan rating ESG yang terpercaya dunia dan paling banyak digunakan investor seluruh dunia dalam digital mining investasi,” ujar Sustainability Manager MDKA, Bahtiar Manurung.
Bahtiar menjelaskan bahwa MDKA memiliki 6 strategi dalam mencapai keberlanjutan tersebut yaitu melestarikan lingkungan, memastikan keselamatan kerja, memberdayakan masyarakat, merawat komunitas, menghormati HAM, dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.
“Menurut saya sustainability itu bagaimana bisa memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa membahayakan kebutuhan generasi masa mendatang. ESG adalah salah satu aspek yang dipakai investor untuk menilai sustainability perusahaan,” beber dia.
Salah satu teknologi yang dipakai MDKA dalam operasional adalah penggunaan fatigue detection cameras yang ditempatkan di truk pengangkut material tambang. Dengan teknologi ini, operator alat berat yang kelelahan akan diberi peringatan dan kemudian laporannya akan dikirim ke pusat secara real-time.
Sementara itu, GEOVIA Partner Sales Director Dassault Systèmes, Ralph Smith menyebut bahwa pihaknya siap mendukung keberlanjutan industri tambang di Indonesia dengan berbagai produknya. Di antaranya melalui perangkat lunak model tiga dimensi (3D) sebagai solusi teknologi virtual twins.
Menurut dia, piranti ini dinilai ampuh untuk mengoptimalkan perusahaan tambang dalam memenuhi target ESG.
“Pemodelan 3D – mengilustrasikan konstruksi virtual sebuah tambang menggunakan alat pemodelan generasi terbaru kami. Ini juga menggambarkan tata kelola pengelolaan lahan dan air yang berkelanjutan untuk mempertahankan izin yang ramah lingkungan untuk terus beroperasi,” ucap Smith.
Dia menjelaskan, teknologi ini menghubungkan antara sumber daya manusia, ide, data, dan solusi dalam satu lingkungan kolaboratif yang sangat menguntungkan dalam segi bisnis. Teknologi ini sangat cocok untuk perusahaan rintisan hingga perusahaan besar.
“Ini secara aman menghubungkan individu, tim, departemen, dan kolaborator eksternal yang bekerja sama untuk mengubah ide menjadi produk, layanan, dan pengalaman inovatif,” ucap dia.