Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) akan meningkatkan produksi kilang nasional dari 800 ribu barel per hari (KBD) menjadi 1,6 Juta barel per hari (KBD). Pertamina mengklaim lagkah ini sebagai salah satu aspirasi Pertamina untuk menjadi Asian Energy Champion pada tahun 2025.
Peningkatan produksi kilang sebesar itu lantaran pertumbuhan konsumsi energi nasional tiap tahun mengalami peningkatan signifikan. Pada 2025 permintaan energi nasional diprediksi mencapai 7,7 juta barel setara minyak perhari, dengan 47% bauran energi dari minyak dan gas.
Target produksi kilang nasional ini diharapkan dapat terwujud dari program Refining Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang sudah berjalan hingga saat ini. Kedua program ini akan menjadi acuan Pertamina untuk meningkatkan kapasitas 5 kilang yakni Balongan, Cilacap, Balikpapan, Dumai dan Plaju.
Senior Vice President Business Development Pertamina, Iriawan Yulianto menjelaskan, melalui RDMP, Pertamina akan berupaya untuk memperbarui kilang nasional yang saat ini dimiliki untuk menjawab kebutuhan energi nasional.
Tahap pertama tiga kilang yakni Balongan, Cilacap, dan Balikpapan ditargetkan akan beroperasi pada 2020-2021. Sementara tahap kedua Kilang Dumai dan Plaju direncanakan pada 2025.
“Untuk merealisasikan rencana tersebut Pertamina membutuhkan dana mencapai US$ 20 Miliar atau sekitar Rp 240 triliun, yang akan diawali dengan tender EPC mulai tahun depan,” katanya, Kamis (4/12).
Saat ini Pertamina mengoperasikan enam unit kilang dengan total kapasitas 1.046 ribu barel per hari. Beberapa kilang minyak seperti Kilang UP III Plaju dan Kilang UP-IV Cilacap terintegrasi dengan kilang petrokimia.
Selain menghasilkan produk petrokimia seperti Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene, beberapa kilang Pertamina juga memproduksi LPG yang dioperasikan terpisah dari kilang minyak dengan bahan baku gas alam seperti Pangkalan Brandan dan Mundu.