Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan tambang asal Australia, Rio Tinto mengumumkan tambang tembaga bawah tanah miliknya, Oyu Tolgoi di Gurun Gobi resmi berproduksi.
Kehadiran Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene bersama Kepala Eksekutif Rio Tinto Jakob Stausholm di 1,3 kilometer bawah tanah menandai mulai berproduksinya tambang tersebut.
Diceritakan pula bawah upacara ini juga dihadiri karyawan dan pemimpin Oyu Tolgoi, perwakilan Pemerintah Mongolia, anggota Dewan Oyu Tolgoi, dan pemasok lokal untuk menandai tonggak penting menuju peningkatan Oyu Tolgoi menjadi salah satu pemasok tembaga terkemuka dunia.
Sejak kesepakatan antara Pemerintah Mongolia dan Rio Tinto pada Januari 2022 untuk mengatur ulang kerja sama dan memajukan proyek bawah tanah Oyu Tolgoi, 30 drawbell telah diledakkan dan tembaga kini diproduksi dari tambang bawah tanah tersebut.
Oyu Tolgoi diharapkan menjadi tambang tembaga terbesar keempat di dunia pada tahun 20301, beroperasi di kuartal pertama. Bijih saat ini sedang diproses dari Panel Zero di Hugo North Lift 1 dan produksi akan meningkat di tahun-tahun yang akan datang.
Kemitraan antara Rio Tinto dan Mongolia sudah dimulai sejak, tambang terbuka dan konsentrator Oyu Tolgoi telah berhasil beroperasi selama lebih dari satu dekade. Total tenaga kerja Oyu Tolgoi saat ini sekitar 20.000 orang, dimana 97% adalah orang Mongolia.
Oyu Tolgoi bekerja dengan lebih dari 500 pemasok nasional dan telah membelanjakan sekitar US$15 miliar di Mongolia sejak 2010. Termasuk US$4 miliar untuk pajak, bea, dan pembayaran lain ke anggaran negara.
Mengembangkan tambang bawah tanah merupakan investasi lebih dari US$7 miliar. Ini juga membuka bagian paling berharga dari sumber daya tembaga untuk kepentingan semua pemangku kepentingan.
Oyu Tolgoi diperkirakan akan memproduksi rata-rata sekitar 500.000 ton tembaga per tahun dari tahun 2028 hingga 2036 dari tambang terbuka dan bawah tanah. Ini cukup untuk memproduksi sekitar 6 juta kendaraan listrik per tahun, dan rata-rata sekitar 290.000 ton selama masa cadangan sekitar 30 tahun.
Perdana Menteri Mongolia Oyun-Erdene di kesempatan itu mengatakan, “Saya bangga merayakan tonggak sejarah besar ini dengan mitra kami Rio Tinto. Saat ini kami melihat Mongolia menjadi salah satu produsen tembaga utama dunia. Awal produksi bawah tanah di Oyu Tolgoi menunjukkan kemampuan kami untuk bekerja sama dengan investor secara berkelanjutan dan menjadi mitra tepercaya,”terangnya.
Ia memastikan fase berikutnya dari kemitraan ini akan memungkinkan keberhasilan penyampaian yang berkelanjutan dari ‘Kebijakan Pemulihan Baru’ dan strategi diversifikasi ekonomi sesuai Visi 2050 Mongolia.
“Mongolia siap bekerja secara aktif dan saling menguntungkan dengan investor dan mitra global.”tutupnya.
Sementara Chief Executive Rio Tinto Jakob Stausholm mengatakan pihaknya ingin berterima kasih kepada Pemerintah Mongolia atas komitmen mereka sebagai mitra perusahaan dalam mencapai tonggak sejarah yang luar biasa ini.
“Kami memulai produksi bawah tanah 1,3 kilometer di bawah gurun Gobi yang terpencil dari sumber bijih yang akan sangat penting bagi produksi tembaga global dan pembangunan ekonomi berkelanjutan Mongolia,”tadasnya.
Menurutnya, tembaga yang diproduksi di tambang berteknologi tinggi kelas dunia ini akan membantu mewujudkan elektrifikasi yang dibutuhkan untuk masa depan nol bersih dan menumbuhkan bisnis tembaga Rio Tinto.”pungkasnya.
Tambang tembaga Oyu Tolgoi dimiliki bersama oleh Erdenes Oyu Tolgoi LLC atas nama Pemerintah Mongolia yang menguasai 34% saham dan Rio Tinto yang 66% saham.